Translate

IFFC mengundang anda bergabung dan ikut serta dalam pengembangan dari site ini, dalam prosesnya banyak kemungkinan yang bisa terjadi. hal ini tak terlepas dari kunjungan, komentar dan saran dari anda semua yang sangat kami harapkan. dengan kerja keras diharapkan nantinya akan menjadi salah satu site terlengkap yang menghadirkan berbagai artikel, kiat-kiat, saran dan info terkini mengenai frehwater fish.

Saya mengapresiasi kunjungan anda dan sangat menghargai junker yang selalu meninggalkan jejak bukan seorang silent rider yang cuman jadi tukang intip. Hargailah hasil karya blogger dalam pengadaan thread dengan meninggalkan jejak walau hanya beberapa patah kata.

klik sharing --> mempromosikan site
klik fans page --> berlangganan kiriman via FB
klik
join this site --> terkait dengan IFFC

Jumat, 01 Juni 2012

SIDAT JEPANG

Sidat jepang
Anguilla japonica.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Anguilliformes
Famili: Anguillidae
Genus: Anguilla
Spesies: A. japonica
Nama binomial
Anguilla japonica
Temminck & Schlegel, 1846
Sidat jepang (Anguilla japonica) adalah sejenis sidat dari familia Anguillidae yang ditemui di Jepang, Korea, Vietnam, Laut Cina Timur dan Filipina utara. Seperti sidat-sidat lainnya, sidat jepang adalah ikan katadromus, menghabiskan sebagian hidupnya di air tawar dan air laut. Ekologi sidat spesies ini masih belum diketahui dengan jelas. Hingga tahun 2006, tempat bertelur sidat jenis ini sama sekali tidak diketahui.

Ukuran panjang tubuh dewasa 1 m hingga 1,3 m. Bentuk tubuh gilig memanjang langsing. Warna tubuh abu-abu pada bagian punggung, namun bagian perut berwarna putih. Kepala berujung membulat, mata bulat, mulutnya besar. Sidat ini tidak memiliki sirip perut, tapi memiliki sirip punggung dan sirip dubur yang bersambungan dengan sirip ekor. Kulit licin, memiliki selaput lendir, tapi juga memiliki sisik di bawah kulit. Sisik sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Sidat jepang diketahui memiliki sisik terkecil di dunia.
Warna tubuh sidat liar pada bagian punggung abu-abu bercampur biru kehijauan, dan sebagian di antaranya berwarna kuning pada bagian perut. Betina pada masa bertelur menunjukkan warna pembiakan, punggung berubah warna menjadi hitam, bagian perut menjadi putih perak, dan sirip dada membesar.

Populasi sidat jepang dan belut air tawar lainnya di seluruh dunia telah merosot dengan drastis. Penurunan populasi ini kemungkinan disebabkan perubahan kondisi perairan yang mengganggu kembalinya larva sidat yang disebut leptocephali ke sungai-sungai.

Tim peneliti Universitas Tokyo pada tahun 2006 berhasil menemukan lokasi bertelur sidat jepang. Berdasarkan spesimen pra-leptocephali yang baru menetas, usia 2 hingga 5 hari dan teridentifikasi secara genetik, lokasi bertelur sidat jepang diketahui berada di gunung dasar laut Suruga di sebelah barat Kepulauan Mariana (14–17° N, 142–143° E). Di lokasi yang sama, sidat jepang dewasa juga berhasil ditangkap pada tahun 2008 oleh ilmuwan dari Dinas Riset Perikanan Jepang.

Sidat dewasa bermigrasi ribuan kilometer dari sungai-sungai di Asia Timur ke lokasi tempat bertelur dalam keadaan kelaparan. Leptocephali menetas di laut terbuka dan terbawa oleh Arus Kuroshio ke utara ke habitat air tawar mereka di Asia Timur, tempat mereka mengonsumsi plankton. Setelah besar, mereka memasuki sungai-sungai dan melakukan perjalanan ke hulu tempat mereka menjadi sidat dewasa. Sidat jepang diketahui sering keluar dari air pada waktu malam dan melata di darat. Pakan terutama udang, serangga, dan ikan kecil.

Dalam bahasa Jepang, sidat jepang disebut unagi, dan dimakan setelah dipanggang cara kabayaki. Unagi kabayaki dihidangkan sebagai unadon dan sebagai neta untuk sushi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook Fans Page

Exit Jangan Lupa Like Ya