Dari berbagai gaya aquascaping yang ada saat ini, ada dua gaya yang
mendominasi, yaitu Nature Style dan Dutch Aquascaping Style. Padahal ada
banyak gaya lain yang menjadi sumber inspirasi dalam dunia
Aquascaping, antara lain:
Gaya ini dipopulerkan oleh Takashi Amano melalui buku-bukunya, dan juga
kompetisi aquascapingnya. Kebanyakan aquascaper mengacu pada gaya ini
sebagai gaya yang ingin dikuasai dan dicapai. Gaya ini didasari pada
meniru dan menangkap keindahan alam dalam aquarium sesorang, inilah
kenapa disebut gaya "nature" (alami). gaya ini didesain untuk membuat
aquascape yang simple dan terlihat natural. namun, terlepas dari
pendekatannya yang simple, gaya ini sangat rumit dan tidak simpel.
beberapa contoh gaya ini yang didesain oleh Takashi Amano :
Salah satu gaya aquascaping yang tertua, dan bagi sebagian orang
merupakan aquascaping dengan pengaturan tata letak yang paling sulit
untuk dikuasai. Gaya ini didasari oleh penyusunan tanaman-tanaman yang
berwarna-warni penuh semangat dan menanamnya dalam kelompok-kelompok
yang padat dan seragam. Aquasacper menemukan "depth" (kedalaman) dan
"height" (ketinggian) dalam tata letak dengan mengikuti aturan "Golden
Rule" atau "The Rule of Thirds". Singkatnya, aturan visual ini membagi
sebuah aquascape atau gambar menjadi tiga bagian, dan menenpatkan "focal
points" (titik pandang/fokus) di setiap bagian. Gaya Dutch ini
menunjukkan penguasaan teknik memangkas (trimming), penempatan tanaman
dan pemilihan tanaman.
berikut ini adalah beberapa contoh aquascape bergaya Dutch dari Netherland
- German Style (Open Style)
Gaya ini lebih dikenal sebagai kombinasi dari penanaman emersed (separuh
tenggelam) dan submersed (tenggelam). Gaya ini juga dikenal dengan
Biotope atau paludarium. Perancang atau aquascaper gaya ini seringkali
memulai dengan menanam tanaman submergerd dan membiarkannya tumbuh dan
muncul sampai ke luar aquarium. Kombinasi tanaman air dan tanaman lembab
lainnya membuat gaya ini menarik, sehingga menciptakan suasana alami
layaknya di sekitar air terjun, atau ditebing-tebing di tengah hutan.
Berikut beberapa contoh gaya ini dari
Hans Paludarium dan
Tuncalik Biotope:
Jika anda pernah melihat atau berada di taman bergaya oriental, anda
akan merasakan ketenangan dan keseimbangan dari pandangan dan lingkungan
sekitar. Gaya Zen ini seringkali dibayang-bayangi oleh gaya natural,
yang mengambil prinsip dasar Zen dan mengembangkannya lebih lanjut ke
dalam prinsip keseimbangan alamiah. Gaya Zen memfokuskan pada penciptaan
tata letak yang rumit namun anggun dari kombinasi antara tanaman dan
hardscapes (batu, kayu, dll). Taman bonsai merupakan contoh yang bagus
untuk menggambarkan tata letak ini.
Zen menekankan pada relasi antar objek (dominasi dan subordinasi),
sedangkan gaya Nature lebih kepada penciptaan tata letak yang natural
(keseimbangan alamiah). Ada aturan estetika Jepang kuno yang mengatur
tata letak sebuah Taman Zen (baik dalam aquarium maupun pada landscape).
Contohnya, posisi bebatuan harus diatur dan disusun sedemikan rupa
agar memenuhi prinsip Taman Zen. Tata letak Iwagumi dengan 3 batu
misalnya, menggambarkan penggunaan teknik ini.
Berikut beberapa contoh Gaya Zen Garden dan Iwagumi dari
Pjan dan
Amano :
Gaya ini semakin hilang
dalam beberapa tahun terakhir. Gaya Taiwan ini berasal dari gaya Dutch,
Zen Garden dan Gaya Naturenya Amano, yang bertujuan untuk menciptakan
aquascape dengan dataran tinggi dan kedalaman. Selain mengatur
tinggi-rendahnya, figur-figur replika kecil, bangunan atau objek
lainnya yang diletakkan di dalam aquascape menunjukkan ciri khas gaya
ini. Tujuan akhirnya adalah menciptakan pemandangan yang hidup.
Berbeda dengan gaya nature, gaya Taiwan ini mencoba menangkap
pemandangan apa adanya dan sedetil mungkin. Sedangkan gaya Nature lebih
abstrak.
Berikut beberapa contoh Taiwan Style, dari
ADA 2001,
SuperWen, dan
Oliver Knott
Gaya yang bersumber dari aquascape Jepang, diperkenalkan oleh Amano.
Wabikusa memfokuskan pada penciptaan taman submersed/emersed. Bayangkan
sebuah taman bonsai dan menenggelamkan separuhnya ke dalam air. Tanaman
dalam gaya ini ditanam dan diletakkan pada sebuah bola tanah, kemudian
diletakkan dalam sebuah tempat. Banyak aquascaper Wabikusa membuat
sebuah pulau bola berisi tanaman yang dikelilingi oleh air. Pengaturan
tanaman dalam Wabikusa juga dipengaruhi oleh Ikebana, yaitu seni
merangkai tanaman/bunga dari Jepang.
Beberapa contoh Wabi-Kusa, dari
Steven Chong,
ADA, dan
Ko WW
Gaya ini sangat berbeda dengan gaya aquascaping lainnya. Meskipun Gaya
El Natural lebih merupakan teknik penumbuhan tanaman yang melibatkan
penggunaan pencahayaan alami, tanah, dan penggantian air yang jarang,
aquarium dengan gaya ini seringkali memiliki citarasa dan gaya
aquascaping tersendiri. Gaya ini didesain dan diperkenalkan oleh Diana
Walstad yang merupakan ahli lingkungan dan pengarang terkenal. Anda
hampir tidak akan pernah melihat aquascape gaya ini dalam
kompetisi-kompetisi aquascape utama, tetapi gaya aquarium ini banyak
yang menyukai karena bergantung dan mengakar pada alam (bukan pada
lingkungan buatan). Gaya ini menggunakan tanah biasa sebagai substrate,
menggunakan tanaman sebagai filter, dan kotoran ikan sebagai pupuk,
sehingga menciptakan ekosistem alami dalam aquarium.
Berikut beberapa contoh aquascape Gaya El Natural, dari
Diana Walstad,
Tom Barr dan
Gordon Hartmann (1st price AGA 2004)
sumber : http://idrisaquadesign-aquascape.blogspot.com/2012/01/7-stylegaya-dalam-aquascape.html