Translate

IFFC mengundang anda bergabung dan ikut serta dalam pengembangan dari site ini, dalam prosesnya banyak kemungkinan yang bisa terjadi. hal ini tak terlepas dari kunjungan, komentar dan saran dari anda semua yang sangat kami harapkan. dengan kerja keras diharapkan nantinya akan menjadi salah satu site terlengkap yang menghadirkan berbagai artikel, kiat-kiat, saran dan info terkini mengenai frehwater fish.

Saya mengapresiasi kunjungan anda dan sangat menghargai junker yang selalu meninggalkan jejak bukan seorang silent rider yang cuman jadi tukang intip. Hargailah hasil karya blogger dalam pengadaan thread dengan meninggalkan jejak walau hanya beberapa patah kata.

klik sharing --> mempromosikan site
klik fans page --> berlangganan kiriman via FB
klik
join this site --> terkait dengan IFFC

Sabtu, 20 Oktober 2012

NEON TETRA



Neon Tetra (Paracheirodon innesi) merupakan jenis ikan hias air tawar yang termasuk keluarga characin (famili Characidae, ordo Characi formes). Jenis tetra dari genus Paracheirodon merupakan ikan-ikan asli perairan Amerika Selatan. Warnanya yang cerah membuat jenis ikan ini dapat terlihat pada perairan sungai pedalaman yang gelap dan hal ini merupakan salah satu sebab populernya jenis ikan ini sebagai ikan hias. Neon tetra memiliki warna yang cerah, terdapat garis horizontal berwama biru-hijau sepanjang kedua sisi ikan mulai dari hidung hingga bagian depan ekor dan warna kemerah-merahan sepanjang setengah bagian posterior bawah tubuh.

Pada malam hari warna tubuhnya akan menghilang selama ikan beristirahat dan akan muncul kembali ketika ikan aktif pada pagi harinya. Neon tetra dapat tumbuh hingga 4 cm. Ikan betina memiliki perut yang sedikit agak besar dibanding ikan jantan. Ikan neon tetra merupakan salah satu jenis ikan akuarium yang sangat dikenal dan telah dibudidayakan dalam jumlah yang besar.

Jenis neon tetra lain yang terkenal adalah green neon tetra (Paracheirodon simulans) dan Black neon tetra merupakan spesies tersendiri, bahkan jenis ikan yang terakhir berasal dari genus yang berbeda. Ikan Cardinal Tetra atau biasa disebut dengan red neon memiliki kemiripan dengan neon tetra dan seringkali dianggap sebagai neon tetra sejati. Jenis tetra ini berbeda dengan neon tetra sejati dilihat dari garis lateral berwama merah sepanjang tubuhnya.

Sinonim neon tetra atau Paracheirodon innesi adalah Hyphessobrycon innesi. Meskipun neon tetra dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan-perubahan kondisi air, di alam ikan ini mendiami perairan yang sedikit asam (pH agak rendah), kesadahan rendah, dan suhu antara 20 - 26 °C. Ikan neon tetra dapat hidup hingga lima tahun.

Ikan neon tetra sangat mudah dipelihara di akuarium dengan air yang memiliki pH sekitar 5,0 - 7,0 dan kesadahan 1,0 - 2,0. Karena ukurannya yang kecil, sebaiknya ikan ini tidak dipelihara bersama dengan ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Ikan ini dapat dipelihara bersama dengan jenis tetra lainnya seperti rummy-nose tetra, cardinal tetra atau jenis ikan lainnya. Neon tetra bersifat omnivora dan menyukai makanan berupa flake food, udang-udang kecil, daphnia, cacing darah beku, tubifex atau pelet berukuran kecil.

Untuk membudidayakan neon tetra, tempatkan sepasang ikan di bak pemijahan yang gelap. Intensitas cahaya kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap hingga pemijahan terjadi. Selama proses perkawinan ini, ikan dapat diberi pakan berupa larva nyamuk. Karena induk ikan sering memakan anak ikan yang baru menetas, maka sebaiknya induk ikan ini dipindahkan setelah mereka memijah. Telur kemudian akan menetas setelah 30 jam.

Penyakit Neon Tetra

Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain kebal terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban puIa dari penyakit ini.

Gejala

Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawah kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan. Disamping gejala tersebut diatas ikan yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang, dan kehilangan berat badan (kurus).


Penyebab.

Disebabkan oleh parasit Pleistophora hyphessobryconis. Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan.

Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun terhadap penyakit ini, pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk kehidupan ikan neon tetra.

Setelah berada dalam usus ikan, parasit akan masuk kedalam jaringan tubuh dan menggandakan diri disana kemudian menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya menjadi pucat kemudian berubah berwarna putih.

Pencegahan dan Perawatan

Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi infeksi Pleistophora. Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk penyakit tersebut, Percobaan pengobatan dengan menggunakan Toltrazunil diketahui cukup menjanjikan. Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit . Untuk itu jagalah supaya kualitas air tetap optimum dan parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon tetra.

Teknik Budidaya Ikan Hias Neon tetra (Paracheirodon innesi) Teknik Budidaya Ikan Hias Neon tetra (Paracheirodon innesi) PDF Print E-mail Neon tetra merupakan jenis ikan hias yang ukuran tubuhnya kecil, dimana ukuran induknya tidak lebih dari 4 cm. Ikan ini dapat kawin pada saat berumur 6 bulan. Neon tetra merupakan salah satu komoditas ekspor yang banyak diminati oleh negara lain.

 1. Pemilihan Induk Untuk membedakan induk jantan dan betina yang telah siap untuk dipijahkan dapat dilihat dari bentuk tubuhnya. Induk jantan memiliki tubuh ramping, garis warna neon lurus dan gerakannya lebih lincah dibandingkan ikan betina. Sedangkan ikan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek, bagian perut gemuk, dan garis warna neon bengkok.

2. Pemijahan

 * Persiapan Pemijahan Wadah yang dipergunakan untuk pemijahan berupa akuarium kecil berukuran 20 x 20 x 20 cm. Akuarium yang telah tersedia, dicuci terlebih dahulu dengan larutan PK untuk menghilangkan hama penyakit. Akuarium sebaiknya ditempatkan pada tempat yang gelap karena neon tetra tidak menyukai situasi terang. Air yang digunakan untuk pemijahan memiliki parameter kualitas air : pH ± 6, O2 terlarut sekitar 6 ppm dan suhu 22 – 24 0C. Di dalam akuarium pemijahan diletakkan tanaman air seperti eceng gondok atau hydrilla sebagai tempat menempel telur.

 * Proses Pemijahan Setelah wadah pemijahan siap, sepasang induk yang telah siap memijah dimasukkan ke dalam akuarium. Apabila kedua induk telah menyatu, semua bagian akuarium ditutup dengan plastik atau kertas hitam agar tidak ada sinar yang masuk. Selama pemijahan berlangsung induk tetap boleh diberi pakan berupa jentik nyamuk. Induk akan mulai memijah pada malam hari dan berlangsung selama 3 - 4 jam. Setelah pemijahan selesai, induk segera diangkat dan ditempatkan di akuarium lainnya.

 * Merawat Telur dan Larva Setelah telur menempel di tanaman air, telur diupayakan tidak terkena sinar sedikitpun karena telur neon tetra sensitif terhadap sinar. Telur yang terkena sinar akan mati dan tidak menetas. Telur akan menetas setelah 24 jam dikeluarkan oleh ikan. Untuk menghindari serangan jamur atau penyakit lainnya, media pemeliharaan larva diberi antibiotik berupa Malachite Green Oxalate (MGO) sebanyak 0,01 mg/lt air atau Methylene Blue (MB) sebanyak 1 tetes untuk 5 liter air. Larva ikan yang baru menetas dibiarkan hingga telur menetas secara keseluruhan. Larva tidak perlu diberi pakan karena masih memiliki cadangan makanan dari kuning telurnya. Setelah berumur 3 hari larva diberi pakan alami berupa rotifera atau nauphli artemia.

 * Merawat Anak Ikan Setelah berumur 7-10 hari, larva dapat dipindahkan ke akuarium yang lebih besar. Ukuran akuarium untuk perawatan larva adalah 100 x 50 x 40 cm.

Apabila jumlah ikan terlalu banyak dapat juga digunakan bak tembok yang terlindung dari air hujan dan sinar matahari. Pakan yang diberikan berupa kutu air atau cacing rambut (tubifex) dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali dalam sehari. Penggantian air pemeliharaan dilakukan setiap 5 – 7 hari sekali dengan cara disipon. Ikan dipelihara selama 25 hari sampai mencapai ukuran 1 cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook Fans Page

Exit Jangan Lupa Like Ya