PENDAHULUAN
Cacing Sutra (Tubifex sp) mengandung sangat dibutuhkan sebagai pakan alami dalam kegiatan unit perbenihan, terutama pada fase awal (larva) karena memiliki kandungan nutrisi (protein 57% dan lemak 13%) yang baik untuk pertumbuhan ikan dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, disamping itu harganya lebih murah dibanding artemia. Sementara ketersediaannya masih mengandalkan pencarian tangkapan alam yaitu dari parit saluran air yang banyak mengandung bahan organik sisa limbah pasar atau limbah rumah tangga yang mengalir di saluran pembuangan.
Permasalahannya adalah cacing sutra di alam tidak selalu tersedia sepanjang tahun, terutama pada saat musim penghujan, dimana pada saat itu kegiatan pembenihan lele/patin/gurame/ikan lainnya banyak dilakukan. Bagi daerah diluar pulau Jawa seperi Sumatera, Kalimantan atau daerah lainnya yang banyak kegiatan pembenihan dan pembesaran, tetapi sulit memperoleh cacing sutera, maka budidaya ini perlu menjadi salah satu solusi yang perlu menjadi pertimbangan. Cacing ini mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang seperti benang sutra dan berwarna merah kecoklatan karena banyak mengandung haemoglobin. Tubuhnya sepanjang 1 – 2 cm, terdiri dari 30 – 60 segmen atau ruas. Berkembang biak pada media yang mempunyai kandungan oksigen terlarut berkisar antara 2 – 5 ppm, kandungan ammonia < 1 ppm, dengan suhu 28 - 30 'C dan PH 6-8
Bahan dan alat yang digunakan adalah:
• Kolam untuk budidaya cacing sutera
• Air kolam ikan lele yang siap panen
• Paralon untuk pengeluaran air
• Biang/indukan cacing sutera
• Ember plastik, seser, saringan plastik
• Pompa air/alat untuk memindahkan air
• Baskom penampung
PROSES BUDIDAYA
Kegiatan Budidaya Cacing sutra dilakukan secara sederhana sehingga dapat
dilakukan oleh Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Persyaratan yang harus dipunyai
adalah tersedianya limbah air pembuangan dari kolam hasil budidaya/pembesaran
ikan Lele yang siap untuk dipanen.
Tahapan yang dilakukan sebagai berikut :
1. PENYIAPAN KOLAM.;
Kolam yang kurang produktif (tidak dipakai untuk budidaya
lele) di areal usaha pembesaran ikan lele dapat diperuntukan untuk budidaya
cacing sutera dengan luas 60 – 100 m2 (disesuaikan dengan areal yang ada).
Kolam ini dikeringkan dan diolah. Air limbah kolam pembesaran lele diaduk-aduk
untuk selanjutnya dimasukkan dengan pompa (dengan menyedot) ke kolam
budidaya cacing sutera. Berdasarkan hasil uji sample air kolam ikan lele yang
akan di panen (seminggu sebelum panen) oleh Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Laut Lampung pada bulan Juli 2010, air kolam tersebut
mengandung mikro algae : Coelosphacrium sp (1,6 x 103), Lyngbya (2,35 x 103)
dan Sprirulina sp (2,25 x 103).
2. PENGENDAPAN AIR.;
Air yang masuk di endapkan selama 3-5 hari, selanjutnya
bagian atas endapkan air dibuang/diturunkan mencapai 5 – 10 cm dari
permukaan lumpur. Lumpur diratakan dengan sorok/kayu untuk selanjutnya
dibiarkan selama beberapa hari. Proses ini di ulangi 2 – 3 kali hingga lumpur
halus yang ada di kolam cukup banyak
3. PENEBARAN BENIH.;
Tebar bibit cacing indukan sebanyak 10 gelas (2-3 liter),
kemudian diairi dengan ketinggian 5-7 cm.
4. PERAWATAN.;
Selama masa pemeliharaan cacing, air di usahakan tetap
mengalir kecil dengan ketinggian air pada 5-10 cm. Setelah 10 hari biasanya bibit
cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan lumpur dalam
kolam. Ulangi lagi proses penambahan air buangan panen ikan lele ke dalam
kolam budidaya cacing sutra maka setelah 2-3 bulan cacing mulai dapat dipanen.
PANEN
Cacing akan tumbuh setelah 2 minggu biang cacing sutera ditebar atau > 2
bulan apabila tanpa penebaran biang cacing sutera. Panen pertama dapat dilakukan
setelah cacing berumur > 75 hari. Untuk selanjutnya dapat dipanen setiap 15 hari. Ciri kolam budidaya cacing yang siap untuk di panen adalah apabila lumpur sebagai
media pemeliharaan terasa kental bila dipegang.
Panen cacing sutera dilakukan pada pagi/sore hari dengan cara menaikkan
ketinggian air sampai 50-60 cm agar cacing naik sehingga mudah dipanen. Cacing
dan lumpur di keruk/aduk dengan caduk/garu dimasukkan dalam baskom kemudian
dicuci dalam saringan. Cacing yang terangkat masih bercampur lumpur, selanjutnya
dimasukkan dalam ember/bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang 1(satu)
cm diatas media lumpur. Ember ditutup agar bagian dalam menjadi gelap dan
dibiarkan selama 1 – 2 jam. Cacing akan bergerombol diatas media dan dapat diambil
dengan tangan untuk dipisahkan dari media/lumpur. Cacing tersebut dimasukkan
dalam bak pemberokan selama 10-12 jam. Cacing siap di berikan kepada benih ikan
ataupun dijual.
Tubifex | |||
---|---|---|---|
Scientific classification | |||
Kingdom: | Animalia | ||
Phylum: | Annelida | ||
Class: | Clitellata | ||
Order: | Oligochaeta | ||
Family: | Naididae | ||
Subfamily: | Tubificinae | ||
Genus: | Tubifex (Lamarck, 1816) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar