Translate

IFFC mengundang anda bergabung dan ikut serta dalam pengembangan dari site ini, dalam prosesnya banyak kemungkinan yang bisa terjadi. hal ini tak terlepas dari kunjungan, komentar dan saran dari anda semua yang sangat kami harapkan. dengan kerja keras diharapkan nantinya akan menjadi salah satu site terlengkap yang menghadirkan berbagai artikel, kiat-kiat, saran dan info terkini mengenai frehwater fish.

Saya mengapresiasi kunjungan anda dan sangat menghargai junker yang selalu meninggalkan jejak bukan seorang silent rider yang cuman jadi tukang intip. Hargailah hasil karya blogger dalam pengadaan thread dengan meninggalkan jejak walau hanya beberapa patah kata.

klik sharing --> mempromosikan site
klik fans page --> berlangganan kiriman via FB
klik
join this site --> terkait dengan IFFC

Kamis, 24 Juli 2014

Ikan Rasbora trilineata / Scissor Tail Rasbora


Ikan Rasbora trilineata merupakan salah satu ikan rasbora yang termasuk jarang ditemui di pasaran, karena keunikan dan keindahannya membuat Ikan Rasbora ekor Gunting ini menjadi salah satu ikan buruan para aquascaper dan hobies. Ikan ini juga disebut dengan  Three lined Rasbora, Black Scissor Tail. Ikan ini tersebar luas dari sungai Chao Phraya, sungai mekongMalaysia Sumatera, dan Kalimantan. 



Ikan ini mempunyai nama ilmiah Rasbora trilineata dan di dunia ikan hias dikenal dengan nama scissortail rasbora atau rasbora ekor gunting. bentuk ekornya memang seperti sebuah gunting. sebagai perenang yang termasuk tenang ikan ini cenderung menghuni habitatnya yang tenang aliran arus sungainya. Sekilas ikan ini mirip dengan Red Nose tetra yang banyak ditemukan dipasaran.


Ikan mungil ini ternyata bisa tumbuh sampai 16 cm dan dapat dipelihara sampai tiga tahun. suatu umur ikan yang pendek, hampir sama dengan kelompok tetra. Ikan ini adalah mikropredator. di habitat aslinya, mereka memakan beberapa serangga darat atau invertebrata air, dan moluska adalah diet utamanya. tetapi saat dipelihara di akuarium, ikan dengan mudah beradaptasi dengan memakan pelet.

Scissortail rasbora
Rasbora trilineata.jpg
Rasbora trilineata
Scientific classification
Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Class:Actinopterygii
Order:Cypriniformes
Family:Cyprinidae
Genus:Rasbora
Species:R. caudimaculata
R. spilocerca
R. trilineata
Binomial name
Rasbora caudimaculata 
Volz, 1903

Rasbora spilocerca
Rainboth and Kottelat, 1987
Rasbora trilineata
Steindachner, 1870

Senin, 21 Juli 2014

Simulut Besar - Gulper Catfish (Asterophysus batrachus)


Gulper Catfish merupakan salah satu spesies dari Family Amiidae yang pada awalnya berasal dari bagian selatan Amerika Tengah yaitunya Negara Argentina (Asterophysus batrachus Kner 1958), namun sekarang banyak ditemukan Asterophysus batrachus. sp di Amerika Selatan bagian utara khususnya Sungai Orinoco dan Sungai Negro di Venezuela dan Brasil. Sesuai dengan namanya, ikan lele Gulper atau Ogre (asterophysus batrachus) memiliki mulut yang sangat lebar, bahkan sampai ke samping sisi kepalanya. Kepala ikan lele eksotis ini terbilang tidak proporsional karena cenderung lebih besar dari badannya. Justru karena kelainan itu, Gulper catfish dapat memangsa ikan yang seukuran dengan tubuhnya. Gulper memiliki tulang belakang Anterior pada sirip dada dan sirip punggung.


Berasal dari perairan Amazon ikan eksotis ini dapat mencapai ukuran 28 cm pada saat dewasa. Ikan ini memilih senang menghuni lubang-lubang di kayu yang tenggelam di dasar sungai ataupun tempat lain yang dianggapnya dapat dipakai tempat bersembunyi.


Gulper memilih jam makannya pada waktu malam hari atau nokturnal. Mangsa favoritnya adalah udang-udangan kecil. Namun pada dasarnya, semua yang masuk dimulutnya akan menjadi santapan si Gulper.


Memelihara lele unik ini terbilang tidak sulit. Untuk ukuran Gulper sepanjang 10 cm hanya dibutuhkan aquarium berukuran lebar 60 cm dan dengan ketinggian 30 cm saja. Ikan lele bermulut besar ini dapat dicampur dengan ikan lain yang berukuran lebih besar dari dirinya.


Pada umumnya spesies ini menghuni perairan tawar yang tenang, namun terkadang sering terlihat diperairan deras kecuali satu spesies yaitu Pseudauchenipterus nodosus yang mendiami perairan payau.

Gurame Padang

Gurame Padang.



Ikan ini dipelihara dari mulai bibit berumur 1-2 minggu dengan panjang sekitar 3 cm. Sekarang ikan ini sudah berumur 4 tahun lebih dengan ukuran panjang 45 cm. Ternyata seru juga memelihara ikan Gurame, berbeda dengan memelihara jenis ikan hias ataupun ikan lainnya. Selain tempat pemeliharaan yang sederhana, bisa di kolam tanah, kolam yang disemen ataupun di akuarium, ikan jenis ini juga tidak memerlukan air yang mengalir. Ikan gurame juga bukan tergolong ikan yang rakus akan makanan karena gurame memiliki ukuran perut lebih kecil dibanding ikan jenis lain.

Makanan ikan gurame tergolong murah meriah, karena gurame suka lalapan atau daun-daunan, terutama daun keladi, pepaya dan ubi rambat. Memelihara ikan gurame memiliki keuntungan ganda dibanding ikan hias biasa ( menurut aku lho...), karena kalo memelihara ikan hias, kita hanya bisa menjadikannya sebagai hiasan, penghilang stres ataupun sebagai penjaga rumah ( mitos ). Saat ikan sudah tua, kita hanya akan membiarkannya sampai mati. Sementara kalo memelihara ikan gurame, selain diuntungkan seperti ikan hias, saat ikan gurame sudah besar atau tua dan layak makan kita bisa memanfaatkannya untuk dikonsumsi ( kalo tega ) dan kita menggantinya dengan bibit baru.



Ikan gurame adalah ikan untuk dikonsumsi, tetapi jenis Gurame Padang< biasa dijadikan ikan hias dan dipelihara di akuarium. Selain warnanya yang menarik, ikan gurame ini tergolong penurut. Gurame juga ikan yang mudah kaget dan penakut. Gurame sangat sensitif akan suara. Saat mendengar langkah kaki, ikan gurame akan langsung bersembunyi  di dasar kolam. Dan gurame tidak akan memakan makanan yang kita kasih selama kita masih di dekat kolam. Gurame yang di pelihara di akuarium tergolong ikan penurut, karena saat kita mendekati akuariun, gurame akan mendekati kita, begitu juga saat kita berpindah ke sisi yng lain, gurame akan mengikuti. Tetapi gurame akan sangat marah saat kita mendekatkan wajah atau tangan kita ke kaca akuariun, gurame akan bereaksi keras, ia akan membuka mulutnya lebar-lebar dan menggerakkan badannya dengan hentakan yang cukup keras sampai air di dalam akuarium memercik keluar.
Perawatan ikan gurami merah padang juga tidak jauh berbeda dengan ikan gurami biasa yang sangat mudah dan relatif tahan terhadap penyakit. Untuk urusan makan-pun, ikan gurami merah padang ini bisa digolongkan kedalam kelompok “omnivora” yakni bisa memakan apa saja. Namun pada umumnya ikan gurami merah Padang biasa diberi makan daun. Biasanya para peternak ikan gurami merah padang memberi makan kombinasi antara pelet ikan dengan daun talas. Pemberian pelet bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ikan gurami merah padang, namun jika terlalu berlebihan dapat menyebabkan warna merah pada ikan gurami merah padang memudar.Pemberian daun talas sebagai pakan alami bertujuan untuk menjaga warna merah pada ikan gurami merah padang, namun daun talas sebaiknya diberikan setelah dilayukan terlebih dahulu.


Disamping daun talas, kolam pemeliharaan ikan gurami merah padang bisa juga diberi tanaman eceng gondok. Tanaman eceng gondok juga merupakan pakan alami ikan gurami merah padang,selain itu eceng gondok juga bermanfaat sebagai pembersih air karena sifat akarnya yang bisa menyerap kotoran dalam air kolam.
Untuk membedakan ikan gurami merah padang betina dan jantan tidaklah sulit, karena bisa dibedakan dengan melihat pada tampilan fisiknya. Ikan gurami merah padang jantan memiliki ciri kepala nonong dan mulutnya mancung, sedang untuk ikan gurami merah padang betina memiliki kepala dan mulut yang tidak begitu menonjol

Minggu, 20 Juli 2014

Ikan Discus

Discus (Symphysodon, spp.) merupakan salah satu dari 3 jenis ikan cichlids yang berasal dari lembah sungai Amazon. Discus adalah sejenis ikan hias akuarium yang sangat populer di beberapa negara Asia, dan sebab itulah Discus dihargai dengan sangat konstan dan semakin hari semakin mahal. Begitu banyak breeder menyilangkan Discus alam dengan berbagai varian sehingga tercipta bentuk-bentuk dan corak-corak unik yang membuat Discus dikenal sebagai Queen of Fish karena keindahannya yang membuat seorang yang tidak mengerti ikan hias pun betah berlama-lama menyaksikan ikan hias yang tergolong tenang dan sangat jinak ini.

Discus tergolong dalam Symphysodon, yang mana kini merangkumi tiga jenis spesies:
1. Discus biasa(Symphysodon aequifasciatus pellegrin) - Blue Discus, 1904.
2. Discus Heckel(Symphysodon discus) - Red Discus/Heckel Discus, 1840.
3. Symphysodon tarzoo - 1959.

>Bagaimanapun, sebuah kajian lanjut yang diterbitkan pada bulan Agustus 2007 mencadangkan bahwa genus dikelaskan dalam spesies:

1. S. aequifasciatus (discus hijau).
2. S. haraldi(discus biasa/biru/perang).
3. S. discus(Discus Heckel).

Berikut beberapa jenis discus yang dapat kita temui :



Gold Diamond
Angel Blue Diamond
Pearl Pigeon
Marlboro Golden
Pearl Pigeon
Red Pigeon
Marlboro
Red Ribbon

Kamis, 17 Juli 2014

Pembiusan (Anestesi) Ikan dengan Menggunakan Minyak Cengkeh


Ada begitu banyak pengobatan yang dapat dilakukan oleh para hobies, hal ini bertujuan untuk penyembuhan atau membuat ikan agar tampak lebih indah. Salah satu langkah awal yang perlu diperhatikan dan perhitungan yang matang adalah pembiusan.

Pembiusan dapat dilakukan dengan Obat bius kiia yang dijual dipasaran, tapi ada juga alternatif pembiusan yang dapat dilakukan oleh hobies.
Pentingnya pembiusan adalah dikarenakan selain dapat menyebabkan gagalnya pembiusan dan mengakibatkan kematian. selain bertujuan untuk karantina dan mobilisasi, pembiusan juga diperlukan sebagai bagian dari operasi kelainan, penyakit maupun keinginan dari para hobies untuk memperoleh penampilan ikan agar lebih indah dan komersial.


Pembiusan terhadap ikan dengan menggunakan minyak cengkeh banyak dinilai lebih mudah dikarenakan cengkeh berharga lebih murah (dibandingkan dengan obat kimia), mudah untuk didapatkan serta hasilnya yang lebih efektif.

Kelebihan lain dari pembiusan dengan minyak cengkeh adalah bahwa setelah mengalami pembiusan, ikan akan tetap berlendir dan tidak kehilangan nafsu makan.
Pembiusan terhadap ikan dilakukan untuk berbagai macam tujuan seperti proses implantasi hormon, relokasi ikan, penimbangan ikan maupun proses seleksi indukan.


DOSIS MINYAK CENGKEH
1. Dosis tepat guna untuk proses pembiusan dengan menggunakan minyak cengkeh adalah sebesar 1 – 5 cc / 10 liter air.
2. Dengan dosis seperti itu, ikan akan pingsan dalam kurun waktu 15 menit setelah dibius dan baru akan sadar 9 menit kemudian.
3. Dosis yang diberikan jangan sampai melebihi 10 cc / 10 liter air karena dapat menyebabkan ikan mati.

CARA PENGGUNAAN
1. Bila jumlah ikan yang akan dibius sedikit : pembiusan dilakukan didalam ember yang telah diberi air. Ikan ditangkap dan dimasukkan satu per satu ke dalam ember untuk selanjutnya minyak cengkeh disemprotkan.
2. Bila jumlah ikan yang akan dibius banyak : pembiusan dilakukan didalam kolam yang airnya telah disusutkan hingga volume tertentu. Jumlah minyak cengkeh yang dilarutkan harus berdasarkan volume air yang tersisa.
3. Tanda bahwa ikan telah berhasil terbius adalah ikan tidak bergerak dan begitu pula dengan siripnya.
4. Ikan dapat dibuat sadar dengan cara dialiri air segar yang sudah diaerasi.

Sumber:www.infoagrobisnis.com

Minggu, 13 Juli 2014

Pentingnya Zat Kitin untuk Arowana.

Kitin adalah polimer berantai panjang dari asetilglukosamin-N, sebuah turunan dari glukosa (C6H12O6) dan polisakarida strukturyang tergolong homo-polisakarida linear yang tersusun atas residu pada rantai beta dan memiliki monomer berupa molekul dengan cabang yang mengandung Kitin murni mirip dengan kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan garam kalsium karbonat Kitin membentuk serat miripyang tidak dapat dicerna oleh vertebrata. Kitin (Chitin) sangat banyak terdapat di alam, seperti pada komponen utama pembentuk dinding sel pada jamur. Pada hewan, kitin dikenal sebagai Exosceleton pada kulit terluar dari hewan Arthropoda terutama pada :

1. Krustasea (udang, kepitig, lobster, dll).


2. Insecta (Kecoa, Jangkrik, Capung, dll).


3. Myriopoda (Lipan/kelabang, dll).



4. Arachnida (Laba-laba).


Dalam Budidaya ataupun memelihara arowana kita mengenal proses tanning atau yang lebih dikenal dengan mempercepat pembentukan warna pada sisik (base dan ring) pada arowana golden dan merah.Zat kitin yang terdapat pada Exoskeleton seperti pada udang, kelabang/lipan, kecoa, laba-laba dan lain sebagainya sangat menunjang pembentukan warna arowana yang pada dasarnya diturunkan dari gen indukan yang memberi sifat untuk suksesinya.

Mengapa proses tanning dan pemberian pakan ini perlu dilakukan dalam budidaya dan pemeliharaan arowana?
tentu sahabat semua tau, bahwa dihabitat aslinya arowana merupakan perenang permukaan yang secara kontiniu memperoleh sinar dan cahaya matahari langsung yang mengandung ultraviolet, dan jika kita memelihara arowana dalam sebuah aquarium maupun tank yang tidak mendapat sinar matahari langsung maka proses tanning dan rotasi pakan tentu saja sangat dibutuhkan oleh arowana.

Selasa, 08 Juli 2014

Kecoa Madagascar (hissing cockroach) sebagai Pakan Arowana


Tentu sahabat semua pernah membaca berbagai artikel mengenai pakan, kegunaan serta metode pemberian pakan yang baik dan benar agar hewan peliharaan yang tergolong mahal harganya ini cepat besar dan segera mengeluarkan warna baik itu ring outer maupun base nya sendiri sesuai dengan kriteria arowana yang dibeli untuk dibesarkan.

Kecoa disebut sebagai pakan alternatif yang terbilang sangat mudah didapat karena memang kecoa merupakan salah satu hewan selain tikus yang dapat ditemukan dimana saja di belahan bumi manapun. Namun apakah semudah itu menemukan pakan yang baik untuk arowana, karena selain kotor dan mengandung cacing-cacing yang bersarang diperutnya disinyalir kecoa biasa yang kita temui kurang memiliki nutrisi dan protein yang diperlukan dalam pertumbuhan seekor arowana.


Beberapa tahun belakangan dalam salah satu acara reality show luar negeri berjudul 'fear factor' beberapa ratus bahkan ribuan kecoa digunakan sebagai tantangan untuk dikonsumsi oleh manusia. Tentu banyak pertanyaan menarik mengenai manfaat serta resiko mengkonsumsi kecoa tersebut, setelah diketahui mereka adalah Kecoa Madagaskar / Hissing Cockroach (Gromphadorhina Portentosa).

Satu Family dengan Kecoa rumahan, kecoa madagaskar memiliki tubuh yang cenderung lebih besar bahkan mencapai ukuran 8 cm untuk kecoa yang berjenis kelamin jantan. Dengan warna coklat hingga kehitaman, kecoa madagaskar memiliki kadar protein tinggi, 3 kali lebih besar dari kecoa biasa dan 2 kali lebih besar dari jangkrik. Kecoa Madagaskar juga memiliki zat kitin pada cangkang kulit keras berminyaknya (exoskeleton) sehingga dapat mempercepat keluarnya warna pada arwana seperti halnya udang dan kelabang.


Untuk Kecoa Madagaskar berjenis kelamin jantan memiliki sepasang antena kecil dibagian mulutnya dengan ukuran relatif lebih besar dari betina yang hanya dapat mencapai ukuran 5 cm. Kecoa yang satu ini tidak hanya dapat dikonsumsi oleh predator air (arowana) saja, tetapi louhan, anjing, kalajengking, beberapa jenis ular dan beberapa jenis reptil.



Kecoa Madagaskar yang merupakan berasal dari genus Gromphadorhina ini sering digunakan para hobies untuk pengganti menu diet apabila arowana mengalami mogok makan, sehingga sudah banyak dikembangkan peternakan rumahan atau dengan skala besar di Indonesia belakangan ini supaya terjamin kesehatan dan kebersihan dari hewan jenis insekta yang satu ini.
Karena harga yang tergolong mahal, banyak juga hobies mencoba memelihara indukan Kecoa Madagaskar dengan media yang cukup mudah, pakan serta hasil yang cukup memuaskan.

Facebook Fans Page

Exit Jangan Lupa Like Ya