Speleonectes tulumensis, nama ilmiah dari seekor krustasea diyakini
sebagai hewan yang memiliki racun untuk berburu. Krustasea meliputi
hewan air yang berkulit keras, termasuk kepiting serta udang.
Dilansir Nature, Rabu (23/10/2013), hewan ini pernah dideskirpsikan tiga dekade lalu. Tersebar di seluruh Meksiko dan Amerika Tengah, hewan ini hidup pada habitatnya, di mana air terhubung dengan jaringan gua bawah tanah.
Menurut kepercayaan kuno suku Maya, jaringan gua bawah tanah tersebut merupakan pintu gerbang ke neraka. Ahli biologi menemukan bahwa kolam dengan jaringan gua bawah tanah itu merupakan rumah bagi makhluk hidup, yakni krustasea berbisa pertama di dunia.
Speleonectes tulumensis yang masuk dalam kelas remipedia (krustasea buta) pertama dijelaskan pada 1981. Meneliti hewan ini sulit, karena habitat alami mereka berada di jaringan gua labirin yang sulit ditelusuri oleh para penyelam .
Ahli biologi Björn von Reumont dan Ronald Jenner dari Natural History Museum di London menemukan spesies krustasea tersebut. Penelitian di 2007 menunjukkan struktur pada hewan dengan cakar yang menyerupai jarum suntik.
Ini memicu spekulasi awal bahwa cakar tersebut merupakan racun yang ditujukan untuk melumpuhkan mangsa. Penelitian lanjutan mengonfirmasi bahwa struktur jarum dikelilingi oleh otot yang dapat memompa cairan racun.
Dilansir Nature, Rabu (23/10/2013), hewan ini pernah dideskirpsikan tiga dekade lalu. Tersebar di seluruh Meksiko dan Amerika Tengah, hewan ini hidup pada habitatnya, di mana air terhubung dengan jaringan gua bawah tanah.
Menurut kepercayaan kuno suku Maya, jaringan gua bawah tanah tersebut merupakan pintu gerbang ke neraka. Ahli biologi menemukan bahwa kolam dengan jaringan gua bawah tanah itu merupakan rumah bagi makhluk hidup, yakni krustasea berbisa pertama di dunia.
Speleonectes tulumensis yang masuk dalam kelas remipedia (krustasea buta) pertama dijelaskan pada 1981. Meneliti hewan ini sulit, karena habitat alami mereka berada di jaringan gua labirin yang sulit ditelusuri oleh para penyelam .
Ahli biologi Björn von Reumont dan Ronald Jenner dari Natural History Museum di London menemukan spesies krustasea tersebut. Penelitian di 2007 menunjukkan struktur pada hewan dengan cakar yang menyerupai jarum suntik.
Ini memicu spekulasi awal bahwa cakar tersebut merupakan racun yang ditujukan untuk melumpuhkan mangsa. Penelitian lanjutan mengonfirmasi bahwa struktur jarum dikelilingi oleh otot yang dapat memompa cairan racun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar