Pirate perch | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Conservation status | |||||||||
Not evaluated (IUCN 3.1)
| |||||||||
Scientific classification | |||||||||
Kingdom: | Animalia | ||||||||
Phylum: | Chordata | ||||||||
Class: | Actinopterygii | ||||||||
Order: | Percopsiformes | ||||||||
Family: | Aphredoderidae Bonaparte, 1846 | ||||||||
Genus: | Aphredoderus Lesueur in Cuvier & Valenciennes, 1833 | ||||||||
Species: | A. sayanus | ||||||||
Binomial name | |||||||||
Aphredoderus sayanus (Gilliams, 1824) |
Nama Ilmiah : Aphredoderus sayanus
Keluarga : Aphredoderidae
Temperature : 5 - 26oC
pH : -
Asal : Amerika Utara, Mississippi - Amerika Serikat
Catatan : -
Max. Length (cm) : 14 TL
Ada banyak hewan memiliki kemampuan kamuflase. Tapi, kemampuan kamuflase
yang dimiliki ikan pirate perch (Aphredoderus sayanus) istinewa.
Kamuflasenya merupakan bentuk kamuflase kimia. Ikan tersebut mampu
menyembunyikan bau badannya.
Kamuflase ikan tersebut efektif pada spesies mangsa. Bau ikan tak mampu terdeteksi oleh mangsa. Dengan demikian, mangsa ikan ini, yaitu jenis serangga air dan katak, tak mampu menghindar dari si ikan pintar ini.
Keistimewaan ini terungkap pada percobaan yang dilakukan William Resetarits dari Texas Tech University di Lubbock, bersama koleganya Christopher Binckley dari Arcadia University di Glenside, Pennsylvania.
Resetarits dan Binckley menggunakan 14 jenis serangga air dan tiga spesies kodok pohon. Kedua komunitas hewan tersebut ditempatkan dalam 11 kolam yang masing-masing kolam diisi ikan yang memiliki kekerabatannya jauh dan ikan pirate perch.
Kedua peneliti tersebut merancang penelitian ini untuk mengetahui kolam mana yang digunakan untuk tempat berkoloni dan yang dihindari. Katak dan serangga biasanya akan menghindari tempat adanya ikan agar telur tak dimangsa.
Dalam percobaannya, ikan ditempatkan dibawah kaca, sehingga hewan uji hanya dapat merasakan keberadaan ikan tersebut berdasarkan bau yang dikeluarkan. Hasilnya, serangga air dan kodok tersebut secara konsisten menghindari kolam dengan ikan di dalamnya”
Meski demikian, serangga dan katak ternyata tetap mengunjungi kolam berisi ikan perch. Serangga air tampak nyaman untuk hidup di kolam dengan ikan pirate perch, begitupun dengan kodok yang diujikan, mereka meletakan telur mereka seolah kolam itu adalah kolam kosong.
Resetarits mengatakan, temuannya ini mengagetkan. “Dua kelompok hewan telah berevolusi untuk sama-sama menghindari ikan. Tapi, keduanya justru missed pada satu spesies ikan yang sama” kata Resetarits seperti dikutip New Scientist, Jumat (15/3/2013).
Kamuflase ikan tersebut efektif pada spesies mangsa. Bau ikan tak mampu terdeteksi oleh mangsa. Dengan demikian, mangsa ikan ini, yaitu jenis serangga air dan katak, tak mampu menghindar dari si ikan pintar ini.
Keistimewaan ini terungkap pada percobaan yang dilakukan William Resetarits dari Texas Tech University di Lubbock, bersama koleganya Christopher Binckley dari Arcadia University di Glenside, Pennsylvania.
Resetarits dan Binckley menggunakan 14 jenis serangga air dan tiga spesies kodok pohon. Kedua komunitas hewan tersebut ditempatkan dalam 11 kolam yang masing-masing kolam diisi ikan yang memiliki kekerabatannya jauh dan ikan pirate perch.
Kedua peneliti tersebut merancang penelitian ini untuk mengetahui kolam mana yang digunakan untuk tempat berkoloni dan yang dihindari. Katak dan serangga biasanya akan menghindari tempat adanya ikan agar telur tak dimangsa.
Dalam percobaannya, ikan ditempatkan dibawah kaca, sehingga hewan uji hanya dapat merasakan keberadaan ikan tersebut berdasarkan bau yang dikeluarkan. Hasilnya, serangga air dan kodok tersebut secara konsisten menghindari kolam dengan ikan di dalamnya”
Meski demikian, serangga dan katak ternyata tetap mengunjungi kolam berisi ikan perch. Serangga air tampak nyaman untuk hidup di kolam dengan ikan pirate perch, begitupun dengan kodok yang diujikan, mereka meletakan telur mereka seolah kolam itu adalah kolam kosong.
Resetarits mengatakan, temuannya ini mengagetkan. “Dua kelompok hewan telah berevolusi untuk sama-sama menghindari ikan. Tapi, keduanya justru missed pada satu spesies ikan yang sama” kata Resetarits seperti dikutip New Scientist, Jumat (15/3/2013).
Resetarits menduga ikan pirate perch mungkin telah berevolusi untuk tidak melepaskan beberapa jenis senyawa kimia, khususnya yang terkait dengan bau. Atau, mungkin saja ikan ini mampu menutupi bau dengan senyawa kimia lainnya.
Ikan pirate perch merupakan jenis hewan pertama yang diketahui memiliki kemampuan ini. Peneliti berharap ada jenis ikan lain yang memilikinya. “Tidak ada alasan untuk yakin kalau ini tidak umum," kata Resetarits.
“Golongan ikan gua mungkin menjadi kandidat," kata Resetarits. Banyak jenis ikan ini merupakan tipe predator yang dalam perburuannya hanya diam dan menunggu. Ikan ini memiliki kemampuan yang baik dalam menyembunyikan diri mereka.
Kemampuan kamuflase secara kimiawi ini sangat menguntungkan bagi makhluk air, khususnya yang hidup di kolam. Dalam air, bau menjadi lebih penting, dimana sinyal kimia bisa tersebar lebih luas dan visibilitas dalam air bisa sangat terbatas. Apalagi bagi ikan pirate perch yang hidup dokturnal. Bau menjadi sangat penting dalam kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar