Ilmuwan menemukan ikan aneh yang hidup di perairan yang paling parah terkena polusi. Uniknya lagi, ikan tersebut bisa bertahan karena telah berevolusi hingga mampu mengatasi bahan kimia berbahaya.
Para ‘penjelajah racun’ di dunia air tersebut merupakan ikan tomcod, jika diliat sekilas memang mirip dengan ikan cod biasa. Perbedaannya hanya pada ukuran ikan yang tinggal di kawasan sungai tercemar di Hudson itu memiliki ukuran yang lebih kecil. Sejak tahun 1947 sampai 1976, perusahaan seperti General Electric telah menghanyutkan PCB dan dioksin ke sungai di sekitar Hudson. Di tahun 1980-an, sekitar 95% ikan di kawasan tersebut ditemukan menderita tumor hati.
Tapi menurut penelitian yang di terbitkan Majalah Science, 19 Februari 2011, yang dikeluarkan oleh Isacc Wirgin, Toksikolog New York University mengatakan “Ternyata, semakin kami teliti, semakin banyak kami dapati adanya ikan-ikan yang tahan terhadap PCB dan dioksin,” Dari studi lebih lanjut, peneliti berkesimpulan bahwa pada beberapa ikan, polutan telah memasuki inti sel.
Polutan itu kemudian telah mengganggu DNA dari gen tertentu sehingga membuat ikan-ikan menderita penyakit. Secara kebetulan, tomcod memiliki gen yang mampu mentoleransi PCB dan dioksin. Dengan demikian, ikan yang memiliki gen ini mampu bertahan hidup lebih baik dibanding ikan lain. Secara teknis, tomcod bukanlah mutan. Bahan kimia hanya menyerang kelompok ikan-ikan tertentu saja, sementara mereka mampu bertahan. Meski begitu, tetap ada dampak negatifnya. Wirgin menyebutkan, ikan atau makhluk hidup lain yang menyantap tomcod akan menyerap polutan yang ada yang belum tentu dapat ditanggung oleh gen tubuh mereka. Selain itu, meski berhasil berevolusi hingga mampu bertahan terhadap polusi, ikan-ikan ini telah kehilangan kemampuan untuk mengatasi gangguan alami.
Para ‘penjelajah racun’ di dunia air tersebut merupakan ikan tomcod, jika diliat sekilas memang mirip dengan ikan cod biasa. Perbedaannya hanya pada ukuran ikan yang tinggal di kawasan sungai tercemar di Hudson itu memiliki ukuran yang lebih kecil. Sejak tahun 1947 sampai 1976, perusahaan seperti General Electric telah menghanyutkan PCB dan dioksin ke sungai di sekitar Hudson. Di tahun 1980-an, sekitar 95% ikan di kawasan tersebut ditemukan menderita tumor hati.
Tapi menurut penelitian yang di terbitkan Majalah Science, 19 Februari 2011, yang dikeluarkan oleh Isacc Wirgin, Toksikolog New York University mengatakan “Ternyata, semakin kami teliti, semakin banyak kami dapati adanya ikan-ikan yang tahan terhadap PCB dan dioksin,” Dari studi lebih lanjut, peneliti berkesimpulan bahwa pada beberapa ikan, polutan telah memasuki inti sel.
Polutan itu kemudian telah mengganggu DNA dari gen tertentu sehingga membuat ikan-ikan menderita penyakit. Secara kebetulan, tomcod memiliki gen yang mampu mentoleransi PCB dan dioksin. Dengan demikian, ikan yang memiliki gen ini mampu bertahan hidup lebih baik dibanding ikan lain. Secara teknis, tomcod bukanlah mutan. Bahan kimia hanya menyerang kelompok ikan-ikan tertentu saja, sementara mereka mampu bertahan. Meski begitu, tetap ada dampak negatifnya. Wirgin menyebutkan, ikan atau makhluk hidup lain yang menyantap tomcod akan menyerap polutan yang ada yang belum tentu dapat ditanggung oleh gen tubuh mereka. Selain itu, meski berhasil berevolusi hingga mampu bertahan terhadap polusi, ikan-ikan ini telah kehilangan kemampuan untuk mengatasi gangguan alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar