Ikan Balashark (Balantiocheilos melanopterus)
Ikan balashark merupakan jenis ikan yang dinyatakan IUCN sebagai ikan yang masuk daftar ikan langka dan patut dilindungi. Ikan Balashark dengan nama daerah ikan Puntung Kanyut (Sumatera Selatan), Ketutung (Kalimantan Barat) dan Ridik angus (Jambi) merupakan salah satu jenis ikan yang keberadaannya sudah dikategorikan mengkhawatirkan untuk Kalbar dan Jambi. Namun di Sumatera Selatan jenis ini masih bisa didapatkan walaupun jumlahnya tidak banyak.
Ikan balashark yang kecil (benih) merupakan ikan hias yang sangat indah dipandang dengan tubuh yang berwarna perak dan setiap siripnya terdapat warna hitam dan kuning. Mengapa ikan balashark begitu cepat menghilang dari perairan? Diduga akibat penangkapan yang berlebihan dan menurunnya mutu lingkungan habitat dimana ikan itu hidup.
Ikan ini siripnya mirip hiu. Orang pun lantas menyebutnya hiu sungai atau bala shark. Bala shark memiliki nama latin Balantiocheilos melanopterus. Orang di Danau Sentarum, Kalimantan Barat, menyebutnya ikan ketuntung .
bala shark
Bala shark hidup di sungai-sungai besar. Di Indonesia, bala shark hidup di Sungai Musi (Banjarmasin), Sungai Batanghari (Jambi), dan Sungai Kapuas (Kalimantan Barat). Karena bentuk sirip ikan air tawar ini unik seperti hiu, banyak pecinta ikan hias ingin memeliharanya di aquarium. Tubuh ikan ini berwana perak dengan bentuk pipih memanjang seperti ikan bandeng.Pada umumnya ikan hias bala shark masih diambil dari alam. Namun, karena perubahan lingkungan sungai, ikan ini sejak tahun 1975 mulai langka.
Ikan bala shark termasuk jenis ikan omnivora (pemakan segala). Selain makan lumut, ikan ini juga menyukai serangga, larva, dan hewan-hewan kecil lainnya.
Ikan bala shark memiliki keistimewaan jago melompat keluar permukaan air untuk menangkap serangga di pepohonan.
Oleh karena itu, bila dipelihara, ikan ini bisa melompat keluar akuarium bila tidak diberi penutup.
Ikan Balashark (Balanthiocheilus melanopterus Bleeker) atau populer disebut dengan ikan ridiangus tennasuk jenis ikan hias penghuni· asli atau "indigenous species" perairan Sumatera dan Kalimantan yang keberadaannya kini diduga terancam punah, (Dinas Perikanan Jambi 1993)
Ikan ini termasuk ikan yang sangat mudah mati, sehingga penanganan extra hati-hati. Balashark membutuhkan oksigen yang tinggi dan air yang jernih terutama dalam penampungan, karena ikan ini termasuk ikan yang hidup di bagian hulu dari sungai bagian tengah dimana kondisi oksigennya relatif tinggi yaitu lebih dari 6 ppm; meski di alam juga sering dijumpai di rawa lebak terutama yang berhubungan dengan sungai yang besar.
Makanan ikan balashark di alam adalah fitoplankton terutama dari kelompok Bacillariophyceae (Diatoma sp, Synedra sp) dan Desmidiceae (Closterium sp) dan jenis phitoplankton lainnya seperti Mougeotia sp, Pleurotaenium sp, Cosmarium sp, namun kadang-kadang juga ada yang didominasi oleh rotifera dalam lambungnya.
Arisan Belido merupakan salah satu habitat anakan ikan ini di DAS Musi. Ikan ini merupakan jenis ikan yang bermigrasi dimana pada saat berukuran benih, hidup di perairan rawa asam dan setelah mulai dewasa akan berada di sungai utamanya yaitu sungai Musi.
Walaupun induk ikan putung hanyut sudah sulit tertangkap, namun benih-benihnya masih banyak tertangkap di perairan sungai Arisan Belido. Menurut Dahuri (2004) Balashark merupakan salah satu ikan hias air tawar yang banyak dihasilkan oleh perairan umum di Sumatera akibat penangkapan yang berlebihan dan pencemaran saat ini ikan tersebut telah mengalami penurunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar