Translate

IFFC mengundang anda bergabung dan ikut serta dalam pengembangan dari site ini, dalam prosesnya banyak kemungkinan yang bisa terjadi. hal ini tak terlepas dari kunjungan, komentar dan saran dari anda semua yang sangat kami harapkan. dengan kerja keras diharapkan nantinya akan menjadi salah satu site terlengkap yang menghadirkan berbagai artikel, kiat-kiat, saran dan info terkini mengenai frehwater fish.

Saya mengapresiasi kunjungan anda dan sangat menghargai junker yang selalu meninggalkan jejak bukan seorang silent rider yang cuman jadi tukang intip. Hargailah hasil karya blogger dalam pengadaan thread dengan meninggalkan jejak walau hanya beberapa patah kata.

klik sharing --> mempromosikan site
klik fans page --> berlangganan kiriman via FB
klik
join this site --> terkait dengan IFFC

Sabtu, 11 Februari 2012

LOUHAN

Ikan louhan ( Flowerhorn ) bagi sebagian orang merupakan ikan pembawa Hoki. Bagi siapa saja yang memelihara dan memilikinya diyakini akan mendatangkan keberuntugan. Anggapan sebagai Ikan Hoki merupakan keyakinan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat tertentu.

Namun demikian secara hitung-hitungan bisnispun sebenarnya ikan Louhan adalah suatu komoditas bisnis yang teramat sangat mejanjikan. Maka dari itu perlu diketahui bagaimana membudidayakan ikan louhan secara baik dan benar. Ikan Louhan yang dicirikan dengan benjolan di kepala, sering diistilahkan jenong atau nonong, warna warni di tubuhnya serta adanya huruf cina atau huruf arab di di bagian tubuhnya. Disebut juga flower horn karena warna tubuhnya yang warna-warni bagai bunga, dan benjolan di kepala bagai sebuah tanduk.  

Asal Mula Louhan Progam pengembangbiakan telah dimulai sejak tahun 1993. Orang Malaysia terutama banyak yang mengagumi ikan dengan kepala menonjol, yang dikenal sebagai Karoi atau “kapal perang”, ditemukan di bagian barat negara mereka. Dahi sedikit menonjol dan ekor panjang ikan ini berharga untuk para peminat masyarakat Taiwan sebagai tanda pembawa keberuntungan dalam geomansi.

Pada tahun 1994, iblis merah Cichlid (genus Amphilophus) yang diimpor dari Amerika Tengah ke Malaysia dan hasil hibrida parrot cichlid yang diimpor dari Taiwan ke Malaysia dan dibesarkan ikan ini secara bersamaan, menandai kelahiran ikan lou han tersebut. Pada tahun 1995, perkawinan persilangan diadakan lebih lanjut dengan Human Face Red God of Fortune, yang menghasilkan jenis baru yang disebut Five-Colors God of Fortune. Karena warnanya yang indah, ikan ini menjadi cepat populer.

Penyempurnaaan secara selektif terus berlanjut hingga tahun 1998, ketika Seven-Colors Blue Fiery Mouth (yang juga disebut sebagai Greenish Gold Tiger) yang diimpor dari Amerika Tengah, dan hasil perkawinan silangnya dengan Jin Gang Blood Parrot dari Taiwan. Pembelesteran ini akhirnya menghasilkan generasi pertama hibrida flowerhorn Hua Luo Han, yang kemudian diikuti dengan perkenalan flowerhorn berikutnya.


Ketika flowerhorn pertama kali diimpor ke Amerika Serikat, hanya ada dua jenis ikan ini yang distribusi, flowerhorn dan Golden Base. Maka dari itu datanglah dua varietas, mereka dengan mutiara (bintik-bintik perak putih pada kulit) dan yang tidak. Golden Base juga memiliki dua varietas, mereka yang pudar dan yang tidak. Di antara segala jenis flowerhorn, yang tanpa mutiara dengan cepat disusul popularitasnya oleh mereka yang mempunyai mutiara, menjadi skala flowerhorns mutiara, atau Zhen Zhu. Dengan Golden Base, yang dikembangkan kulit menjadi keemasan yang menarik ditempatkan pada flowerhorn kulit abu-abu itu.

Pada tahun 1999, ada empat jenis flowerhorn yang tersedia di pasar Amerika: flowerhorn biasa, flowerhorn skala mutiara, flowerhorn emas, dan fader. Peternak komersial pengkembang biak, dan ikan yang dipilih untuk penampilan tanpa memperhatikan terminologi. Akibatnya, nama menjadi sesuatu yang membingungkan dan jenis keturunan menjadi sulit dilacak. Sekitar 2000-2001, berbagai Kamfa muncul. Ini adalah hibrida dari setiap jenis flowerhorn yang disilangkan dengan spesies dari genus Vieja atau dengan Parrot Cichlid jenis apapun. Ini membawa beberapa sifat baru, seperti mulut pendek, ekor terbungkus, mata cekung, dan gundukan yang semakin besar di bagian kepala.

Melihat ini, mereka yang membesarkan di Zhen Zhus baik itu peternakan ikan untuk mengembangkan lebih cepat dan menjadi lebih berwarna, untuk bersaing dengan jenis Kamfa.  

Jenis
Berdasarkan jenisnya, ikan Louhan dibagi menjadi 6 jenis:
1. CHINWA
2. CENCU
3. FLY MARKING
4. GOLDEN BEST
5. CLASSIC
6. FREE HEAD  

Perawatan Flowerhorn Cichlid diharuskan untuk disimpan pada suhu air 80-85 °F, dan pH kurang dari 7.4-8.0. Mereka membutuhkan tangki minimum sekitar 20-30 galon untuk tumbuh. Jika agresif dan teritorial, dua atau lebih flowerhorn biasanya tidak disimpan secara berkelompok, tetapi isi tangki mereka dapat dibagi dengan membagi akrilik atau krat telur.  

Aquarium untuk memelihara louhan Aquarium Ikan Louhan Aquarium sebaiknya disesuaikan dengan dengan ukuran louhan sebagai perbandingan, untuk louhan berukuran 40-50cm sebaiknya ukuran aquarium adalah 200x170x80cm. Aquarium yang baik untuk louhan harus dilengkapi : Aerator dan Filter, Heater, Tempat Persembunyian, Bebatuan, Tanaman Air dan Pencahayaan yang cukup.


Kiat Memilih Louhan
Ciri-ciri Louhan berkualitas baik :
* Sirip atas bawah dan ekor seimbang
* Bintik hitam tegas dari pangkal ekor sampai insang
* Lingkaran warna perak keemasan metalik melingkari bintik hitam
* Tampak bintik mutiara hampir di seluruh badan
* Warna dasar tubuh merah cerah dan kuning cerah
* Sirip dan ekor merekah melebar dan utuh
* Nongnong di kepala tampak proporsional
* Mata merah satu lingkaran penuh  

Pakan Untuk Louhan Makanan Ikan Louhan Makanan alami dan makanan buatan. Makanan alami terdiri dari : Artemia, Kutu Air, Jentik Nyamuk, Cacing Rambut dan Sutra, Cacing Darah, Cacing Tanah dan Udang. Makanan Buatan berupa pelet khusus Louhan dapat diberikan berselingan dengan Cacing atau Udang.

Mengatasi Penyakit/Hama
Penyakit yang sering menyerang Louhan adalah penyakit jamur, gejala yang tampak pada tubuh louhan adalah tubuh seperti diselimuti benang halus.

Cara mengatasi penyakit ini adalah :
* Hindari Ikan terluka
* Merendam Lohan kedalam larutan Malachite Green Oxalat dengan perbandingan 3g untuk 1 kubik air. Ikan direndam kurang lebih 30 menit
* Setelah selesai maka masukkan louhan kedalam aquarium yang telah dibersihkan dan diganti dengan air baru.  

Klasifikasi ilmiah
* Kerajaan : Animalia
* Filum : Chordata
* Kelas : Actinopterygii
* Ordo : Perciformes
* Famili : Cichlidae
* Genus : Amphilophus
* Spesies : A. trimaculatus
* Nama binomial: Amphilophus trimaculatus  

Kritik Kritik juga telah terdengar mengenai flowerhorn, yang sebenarnya merupakan ikan buatan manusia, ke dalam taksa ikan, yang disediakan untuk identifikasi spesies yang ditemukan di alam. Praktek ini dapat membuat identifikasi cichlid semakin sulit. Pembiakan dengan garis keturunan yang murni spesies Cichlid telah terjadi di sejumlah cichlid yang umumnya disimpan untuk tujuan hobi, risiko kerugian adalah tentang material genetik.


Pengembangbiakan Flowerhorn juga memberikan kontribusi akan permintaan komersial untuk pembuatan ikan jenis baru dan berbeda yang mungkin dapat menyebabkan praktek yang dipertanyakan serta diragukan seperti peternakan untuk kelainan bentuk anatomi (seperti yang terjadi di peternakan ikan mas).

Flowerhorn telah dikritik oleh beberapa penggemar Cichlid dan pemerhati lingkungan untuk sejumlah alasan. Minat flowerhorn mengakibatkan pemusnahan surplus dan cacat ikan, beberapa yang dibuang di alam liar di Malaysia dan Singapura, di mana mereka mudah beradaptasi dan mengganggu ekosistem sungai dan kolam. Seperti cichlids lainnya, flowerhorn bersifat agresif dan dapat berkembang biak dengan cepat, bersaing dan memangsa ikan asli.


Tips Memelihara Ikan Louhan.

Ikan Louhan (bahasa Inggris: Flowerhorn) diterbitkan dari bahasa Cina yaitu Lou Han. Luohan pertama kali muncul di Malaysia sekitar tahun 1996-1997. Lou Han merupakan salah satu ikan hias yang banyak digemari di Indonesia dan berasal dari keluarga Cichlidae. Siklid merupakan keluarga besar yang terdiri atas ratusan spesies. Perkawinan silang antar Lou Han terbukti menghasilkan Lou Han yang cukup baik kualitasnya dengan ciri-ciri fisik tertentu, yaitu pada aspek warna, rajah dan keindahan bentuk. 

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perubahan warna ikan Louhan adalah dengan pemberian pakan buatan di samping faktor genetik ikan tersebut. Dalam pemeliharaan, Lohan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal terutama pada pemberian makanannya. Selain makanan alami yang mudah didapat (cacing, udang), ikan ini juga menyukai makanan buatan (pelet). 
1. Akuarium Volume akuarium tergantung ukuran, ikan louhan kecil 5 - 7,5 cm bisa menggunakan akuarium 20x30 cm².. Ikan besar, 10-15 cm memerlukan akuarium lebih besar, 40x60 cm². Louhan berukuran di atas 25 cm gunakan akuarium 60x120 cm². Agar Louhan berukuran 40 cm dapat bergerak bebas, akuarium yang dapat digunakan yakni ukuran 80x166 - 180 cm². 
2. Pengisian Air LouHan hidup baik pada suhu cukup hangat, 28-30 derajat Celcius. Air dingin dapat menyebabkan nafsu makan ikan kurang dan pertumbuhannya lambat. 
3. Pemberian Makanan Cacing rambut, blood worm, udang tawar, dan cacing tanah adalah pakan terbaik. Untuk pemberian pelet dibiasakan sejak kecil. 
4. Perawatan Bersihkan kotoran ikan yang ada di dalam akuarium selama 2-3 hari sekali untuk menjaga kesegaran air. Agar dinding tidak berlumut, dapat memelihara ikan Sapu-sapu, dengan ikan satu ini, ikan Louhan "segan" sehingga tidak menjahilinya. 
5. Peralatan Peralatan yang dibutuhkan dalam perawatan Louhan tidak jauh berbeda dengan ikan lain, diantaranya: 
* Aerator, untuk memasok oksigen / menciptakan gelembung 
* Filter, untuk menyaring kotoran dan memasok okigen 
* Selang penyedot air, yang digunakan untuk mengganti sebagian air atau mengganti total air dalam akuarium * Batu apung, untuk membersihkan kaca, kain lap dan lain-lain.  

Cara Budidaya Ikan Louhan Louhan pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1997. Asal usul Louhan hingg saat ini masih kurang jelas. Nama louhan diambil dari kata “hua louhan” yang artinya dewi pelindung. Louhan banyak disukai masyarkat karena keunikannya. Keunikan louhan tampak pada warna sisik dan dahi atau jenongnya yang menonjol (nongnong). Bahkan terakdang pada sisik louhan terdapat tanda atau marking yang berbentuk motif atau huruf mandarin, latin, atau angka. Marking yang terdapat pada louhan memunculkan mitos bahwa lu han dapat mendatangkan hoki bagi pemiliknya. Mitos ini semakin menambah daya tarik louhan.  

Pemijahan Louhan Hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pembudidayaan atau pemijahan louhan adalah kualitas air yang akan digunakan sebagai media pemijahan. Sumber air yang akan digunakan untuk pemijahan dapat berasal dariair sumur maupun air PAM. Jika pemijahan dilakukan dengan menggunakan air sumur, sebaiknya air sumur diendapkan selama 48 jam seblum digunakan. Jika menggunakan air PAM, sebaiknya kadar klorin dan pH air dinetralkan terlebih dahulu. Penetralan ini dapat dilakukan dengan menggunakan larutan trisulfat 5 ppm. Pemijahan louhan dapat dilakukan dalam akuarium atau kolam.

Beberapa jenis peralatan yang wajib ada dalam kolam atau akuarium adalah sebagai berikut : 
1. Bak penampungan air 
2. Filter 
3. Aerator 
4. Alat Penampung air 
5. Ornamen dan bebatuan 
6. Lampu UV Louhan merupakan jenis ikan yang agresif dan teritorial (mempertaankan daerah kekuasaannya), sehingga ikan ini acap kali berkelahi dengan ikan lain yang ditempatkan dalam satu wilayah dengannya. Meskipun demikian, louhan termasuk ikan yang mudah diternakan. Untuk dapat melakukan pemijahan, diperlukan louhan betina berukuran minimal 10 cm dan louhan jantan yang lebih besar. Perbedaan antara louhan jantan dan betina dapat dilihat dari kedekatan genetiknya. Untuk louhan keturunan Cichlasoma trimaculatum, jika pada sirip punggungnya terdapat bintik hitam maka louhan tersebut berjenis kelamin betina. Apabila pembedaan secara fisik sulit dilakukan, pembedaan jenis kelamin dapat dilakukan dengan cara venting, yaitu mengamati organ kelamin louhan yang bersangkutan. Setelah mendapatkan calon induk untuk dipijahkan, letakkan kedua induk tersebut dalam satu akuarium yang telah diberi sekat pemisah dari kaca. Tujuannya agar mereka terbiasa satu sama lain. Ketika louhan betina telah menunjukkan tanda-tanda bertelur, lepaskan sekat pemisah. Setelah sekat pemisah dilepas, amati perilaku kedua louhan. Jika keduanya terus berkelahi, segera pisahkan kedua louhan. Upaya penyatuan kedua louhan dapat dilakukan beberapa minggu kemudian atau dapat juga mengganti pasangannya. Jika pemijahan berhasil, amatilah tingkah laku kedua louhan. Jika kedua induk akur dan menjaga telurnya, biarkan mereka tetap bersatu. Jika kedua induk cenderung untuk berkelahi, pisahkan induk jantan dari insuk betina agar induk betina menjaga telur tersebut. Jika induk betina memakan telurnya, pisahkan insuk tersebut dari telurnya.  

Pemeliharaan Louhan Louhan termasuk jenis ikan yang mudah pemeliharaannya. Dengan standar pemeliharaan ikan pada umumnya, louhan dapat hidup dan tumbuh dengan baik. Namun, louhan akan semakin menarik, jika dalam pemeliharaanya memperhatikan baik-baik.

1. Tempat pemeliharaan Ikan Louhan Louhan biasanya dipelihara dalam akuarium yang berbentuk persegi panjang. Panjang akuarium sebaiknya 4 kali panjang tubuh louhan, karena ruang gerak yang luas akan memicu pertumbuhan louhan. Akuarium sebaiknya diletakkan 80 cm di atas lantai, agar louhan tidak stres dan akuarium tidak pecah. Akuarium tempat pemeliharaan louhan harus diberi lampu UV. Sinar lampu UV akan memicu pertumbuhan warna louhan sehingga menjadi lebih cemerlang . lampu UV sebaiknya tidak dinyalakan sepanjang hari, karena sinar lampu merangsang louhan untuk terus bergerak sehingga louhan tidak dapat beristirahat. Dasar akuarium juga diberi kerikil atau batuan, agar seperti habitat indukan asli louhan. Ada juga yang memasang cermin di dalam akuarium. Tujuannya untuk memicu pertumbuhan jenong louhan dan melatih louhan agar tampil lincah. Pemasangan cermin tidak boleh sembarangan. Cermin sebaiknya ditempatkan dalam air dan jangan ditempelkan pada dinding akuariium, agar tidak membahayakann louhan. Selain itu, jangan meletakkan cermin sepanjang hari dalam akuarium, karena louhan cepat bosan.

2. Pemeriksaan Kualitas Air Untuk Ikan Louhan Sama halnya dengan pemeliharaan jenis ikan lainnya, Kualitas air yang digunakan akan tumbuh optimal pada kisaran pH netral, yaitu antara 6,5-7,5. jika pH air terlalu tinggi, marking louhan akan tampak pudar. Suhu yang mendukung pertumbuhan louhan berkisar 35-320 C. Pemasangan filter akan membantu menjaga kualitas air. Penggantian air akuarium juga dpat mempengaruhi kadar dalam air. Terlalu sering mengganti air menyebabkan pH air di atas 7,5. untuk menatasi hal tersebut, penggantian air dapat dilakukan dengan mengganti setengah volume air lama dengan air yang baru. Jika air pengganti berasal dari PAM, sebaiknya diendapkan terlebih dahulu. Jika air pengganti berasal dari air tanah, sebaiknya diberi zat pembunuh bakteri merugikan.

3. Pemberian Pakan pada Ikan Louhan Selain tempat pemeliharaan dan kualitas air, pemberian pakan juga mempengaruhi penampilan louhan. Pakan yang mengandung nutrisi yang tepat, seimbang akan mempercantik penampilan louhan. Pakan louhan ada dua macam, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami dapat berupa jentik nyamuk (cuk), kutu air, udang, ulat jerman, dan cacing. Karena pakan alami kurang higieni, sebainya dicuci atau dibersihkan dari kuman dan bakteri sebelum diberikan kepada louhan. Pakan alami dapat membuat warna louhan semakin cemerlang. Sedangkan pakan buatan dapat berupa pelet yang mengandung hormon ata pelet yang mengandung spirulina.pelet yang demikian dapat memicu pertumbuhan warna louhan, sehingga louhan menjadi lebih cemerlang dan indah. Pemberian pakan buatan mempercepat perkembangan warna louhan. Akan tetapi, pemberian pakan buatan yang berlebihan menimbulkan beberapa efek negatif. Misalnya munculnya warna di tempat yang tidak diinginkan (dibibir dan sirip). Bahkan jika over dosis dapat menyerang lever dan menyebabkna kematian oleh karena itu, pemberian pakan yang bervariasi akan menjamin kecukupan asupan vitamin dan gizi yang diperlukan louhan.  

Penyakit dan Penanganan Penyakit Louhan Penampilan louhan akan semakin memukau jika didukung dengan kesehatan yang baik. Louhan dapat terkena berbagai penyakit yang akan mengurangi nilai keindahnannya. Penyakit yang biasa menyerang louhan antara lain white spot, mulut bisulan, cacat atau luka, stres, serta kembung dan busuk mulut.
1. Penyakit White Spot Pada Ikan Louhan White spot atau bintik adalah timbulnya bintik putih pada sisik louhan. White spot disebabkan oleh adanya jamur. Jamur ini muncul karena buruknya kualitas air yang digunakan. White spot merupakan penyakit yang sulit disembuhkan. Oleh karena itu, sebelum louhan terkena white spot, sebaiknya kualitas air yang digunakan selalu dijaga. Pemberian garam ikan ke dalam akuarium juga membantu mencagah munculnya white spot.

2. Penyakit Mulut Bisulan Pada Ikan Louhan Louhan yang terkena mulut bisulan ditandai dengan bengkak merah pada mulutnya. Mulut bisulan dapat terjadi karena serangan Crustaceae (sejenis udang), luka infeksi akibat perkelahian, bakteri atau jamur, dan pakan yang tidak cocok. Multu bisulan dapat disembuhkan dengan cara mengisolasi louhan dalam akuarium khusus. Mulut louhan yang bisulan diberi antibiotik. Selama dalam perawatan, puasakan louhan selama 2-3 hari. Setelah itu berikan pakan yang bergizi.

3. Cacat atau Luka Pada Ikan Louhan Cacat atau luka pada louhan dapat terjadi karena berkelahi dengan ikan lain atau karena kualitas air yang jelek. Oenyakit ini dapat disembukan dengan mengisolasi louhan dalam akuarium khusus dan mengobati luka dengan menggunakan antibiotik. Selama dalam perawatan, louhan diberi pakan yang bergizi agar cepat sembuh.

4. Stres Pada Ikan Louhan Jika warna tubuh louhan tiba-tiba memudar, timbul belang hitam, jenong kempes, dan tingkah lakunya pasif, kemungkinan besar louhan tersebut mengalami stres. Louhan dapat mengalami stres karena berbagai hal. Misalnya penempatan akuarium yang salah, pakan yang buruk, takut terhadap musuh, atau sorot lampu dan warna baju. Untuk mengatasi stres pada louhan dapat dilakukan beberapa hal. Agar lou han tidak stres, akuarium diletkakan 80 cm di atas lantai, louhan diberi pakan yang sesuai, dipisahkan dari ikan lain, dan dibiasakan menghadapi berbagai macam keadaan agar tidak mudah kaget.

5. Kembung dan busuk Mulut Jika perut louhan membengkak dan berwarna merah, kemungkinan louhan terkena penyakit busuk mulut. Penyakit ini dapat timbul karena pakan yang tidak higenis. Selain menyebabkan kembung merah, pakan yang tidak higenis dapat menyebabkan busuk mulut. Penyakit busuk mulut ditandai dengan bentuk bibir yang membengkak dan jontor. Kedua penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan cara pemberian obat. Caranya louhan diterapi selama 7 hari dalam air larutan obat antibiotik, antiparasit, dan antijamur. Selama masa terapi louhan tidak diberi makan (dipuasakan). Selain cara tersebut, louhan juga dapt diterapi dengan menggunakan air hangat dan garam ikan. Selama menjalani terapi ini louhan dipuasakn selama 3 hari.

Selasa, 07 Februari 2012

FLYING FOX

Flying Fox (Epalzeorhynchos kalopterus), Pemakan Alga Hijau dari Indonesia-Thailand



Flying Fox (Epalzeorhynchos kalopterus) adalah ikan air tawar yang cukup populer di lingkungan aquarium. Ikan dari keluarga Cyprinidae ini tersebar di Asia tenggara terutama wilayah Indonesia (Sumatra, Kalimantan dan Jawa), semenanjung Malaysia dan Thailand bagian selatan. Ikan ini masih ditemukan bebas di pulau Kalimantan yakni kawasan dekat Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selain itu juga ditemukan di sungai Barito dan Kahajan (Kalimantan selatan) dan sungai Kapuas (Kalimantan barat). Di Sumatra, mereka dapat dijumpai di Sungai Indragiri, Batanghari dan Musi di kota Palembang. Di Thailand ada di provinsi bagian selatan yakni Yala dan Surat Thani. Flying fox hidup sebagai perenang dasar di perairan berarus deras dengan dasaran pasir dan bebatuan. Mereka juga kadang ditemukan di area yang tergenang air atau banjir sementara di hutan-hutan saat musim hujan. Ikan ini banyak tersedia di pasaran yang kebanyakan hasil dari peternakan bukan dari alam liar. Para pedagang ikan hias terkadang secara sembarangan menamai ikan yang dikenal dengan Kuonobarbi ini sebagai Siamese alga eater (Crossocheilus oblongus). 

Flying fox mempunyai karakter tubuh yang memanjang dengan bagian perut yang datar. Punggung ikan berwarna hijau tua sampai coklat sedangkan perut dan tubuh bagian bawah berwarna putih kekuningan. Sebuah garis hitam kecoklatan nampak dari membujur dari mulut, mata sampai pangkal ekornya. Pada garis hitam kecoklatan ini juga membujur garis yang lebih kecil berwarna keemasan. Mata Flying fox mempunyai iris yang berwarna kemerahan. Semua sirip ikan baik sirip punggung, anal dan perut mempunyai warna bayangan hitam dengan tepian putih dan transparan. Flying fox mempunya penampilan fisik yang hampir sama dengan spesies Garra cambodgiensis bahkan penampilan keduanya terkadang membingungkan para hobbies. Karena kemiripan ini Garra cambodgiensis dinamai False Flying Fox atau Siamese Flying Fox. Yang membedakan Flying fox dengan spesies lain ialah warna sirip dan mempunyai dua pasang barbels. 


Usia hidup ikan ini sekitar 8-10 tahun namun jika kondisi lingkungan sangat cocok dan membuat ikan nyaman maka ikan bisa hidup lebih dari 10 tahun. Dalam kondisi normal dengan panjang tubuh maksimal 16 cm, namun sangat jarang ikan ditemukan dengan ukuran tersebut. Di aquarium, ikan ini hanya dapat mencapai rata-rata 11 cm. Ikan betina mempunyai tubuh yang lebih besar dibanding ikan jantan namun pembedaan ini susah ditentukan jika ikan masih muda.
Flying fox dikenal sebagai pemakan alga hijau. Mereka sangat cocok digunakan untuk mengurangi populasi alga di aquarium walaupun mereka tidak selalu memakan alga. Ikan ini sebenarnya bersifat omnivora dengan makanan utama adalah alga, crutacea kecil, larva serangga dan lainnya. sebagai omnivora, ikan ini mau menerima makanan tablet atau pellet dan berbagai sayuran seperti selada, mentimun dan bayam. Untuk menjaga dan mengembangkan warna tubuh ikan maka pemberian makanan perlu diatur dengan jenis makanan seperti pakan hidup kecil dan pakan beku seperti daphnia, artemia, bloodworm dan beberapa pellet berbahan sayuran. 




Untuk pemeliharaan di dalam aquarium, dianjurkan ukurannya lebih dari 125cm x 45cm x 45cm. Ikan ini akan merasa lebih nyaman bila ditempatkan pada aquarium berukuran besar. Sediakan pula tempat untuk bersembunyi untuk ikan baik berupa kayu, akar, batu ataupun tanaman. Untuk substrat, dianjurkan untuk menyerupai kondisi sungai yakni substrat berupa pasir, kerikil dan batu berbagai ukuran. 
Tanaman air lebih baik disediakan yang berdaun keras seperti Java fern, Anubias dan Bolbitis. Sistem penerangan lebih baik kalau dibuat terang untuk menunjang pertumbuhan alga sebagai makanan ikan. Sistem filtrasi eksternal yang cukup kuat dibutuhkan untuk menjaga keadaan oksigen terlarut serta membuang kotoran-kotoran organik ikan agar kualitas air tetap bersih. Kondisi mutu air sendiri diatur pada suhu 22-26 oC, kesadahan 5-12 oH dan pH 6-7,5 namun lebih baik kalau pH mendekati netral. 

Ikan yang mempunyai sinonim nama latin ini Barbus kalopterus ini mempunyai temperamen yang cenderung agresif dengan meningkatnya usia. Suatu sumber menyebutkan bahwa ikan juga akan bersifat teritorial. Sifat teritorial ini yang memicu keagresifan ikan saat mempertahankan tempat persembunyiannya dengan menyerang ikan lain. Adapun spesies lain yang sangat cocok dengan ikan ini adalah Clown Loach. Jangan mencampur ikan ini dengan spesies ikan yang sangat kecil karena ikan akan memakannya saat dia merasa lapar. Beberapa ikan juga dapat dicampur dengan ikan ini asal ukurannya seimbang seperti Acaras, Angelfish, Barbs, Eartheaters, Gouramies, Knifefish, Loach, Tetra dan Rasbora. 


Ikan ini jarang ditemui dalam kelompok. Di alam liar, ikan ini hidup secara soliter dan hanya bertemu dengan individu lainnya saat musim bertelur. Teknik breeding masih sulit dilakukan di aquarium namun beberapa peternak ikan hias berhasil memijahkannya dengan menggunakan hormon tambahan untuk merangsang ikan bertelur. 
TAKSONOMI
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Actinopterygii
Order
Cypriniformes
Family
Cyprinidae
Genus
Epalzeorhynchos
Species
Epalzeorhynchos kalopterus

 

 


CACING TUBIFEX SP


PENDAHULUAN

Cacing Sutra (Tubifex sp) mengandung sangat dibutuhkan sebagai pakan alami dalam kegiatan unit perbenihan, terutama pada fase awal (larva) karena memiliki kandungan nutrisi (protein 57% dan lemak 13%) yang baik untuk pertumbuhan ikan dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, disamping itu harganya lebih murah dibanding artemia. Sementara ketersediaannya masih mengandalkan pencarian tangkapan alam yaitu dari parit saluran air yang banyak mengandung bahan organik sisa limbah pasar atau limbah rumah tangga yang mengalir di saluran pembuangan.

Permasalahannya adalah cacing sutra di alam tidak selalu tersedia sepanjang tahun, terutama pada saat musim penghujan, dimana pada saat itu kegiatan pembenihan lele/patin/gurame/ikan lainnya banyak dilakukan. Bagi daerah diluar pulau Jawa seperi Sumatera, Kalimantan atau daerah lainnya yang banyak kegiatan pembenihan dan pembesaran, tetapi sulit memperoleh cacing sutera, maka budidaya ini perlu menjadi salah satu solusi yang perlu menjadi pertimbangan. Cacing ini mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang seperti benang sutra dan berwarna merah kecoklatan karena banyak mengandung haemoglobin. Tubuhnya sepanjang 1 – 2 cm, terdiri dari 30 – 60 segmen atau ruas. Berkembang biak pada media yang mempunyai kandungan oksigen terlarut berkisar antara 2 – 5 ppm, kandungan ammonia < 1 ppm, dengan suhu 28 - 30 'C dan PH 6-8

Bahan dan alat yang digunakan adalah:
• Kolam untuk budidaya cacing sutera
• Air kolam ikan lele yang siap panen
• Paralon untuk pengeluaran air
• Biang/indukan cacing sutera
• Ember plastik, seser, saringan plastik
• Pompa air/alat untuk memindahkan air
• Baskom penampung

PROSES BUDIDAYA

Kegiatan Budidaya Cacing sutra dilakukan secara sederhana sehingga dapat
dilakukan oleh Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Persyaratan yang harus dipunyai
adalah tersedianya limbah air pembuangan dari kolam hasil budidaya/pembesaran
ikan Lele yang siap untuk dipanen.


Tahapan yang dilakukan sebagai berikut :

1. PENYIAPAN KOLAM.;
Kolam yang kurang produktif (tidak dipakai untuk budidaya
lele) di areal usaha pembesaran ikan lele dapat diperuntukan untuk budidaya
cacing sutera dengan luas 60 – 100 m2 (disesuaikan dengan areal yang ada).
Kolam ini dikeringkan dan diolah. Air limbah kolam pembesaran lele diaduk-aduk
untuk selanjutnya dimasukkan dengan pompa (dengan menyedot) ke kolam
budidaya cacing sutera. Berdasarkan hasil uji sample air kolam ikan lele yang
akan di panen (seminggu sebelum panen) oleh Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Laut Lampung pada bulan Juli 2010, air kolam tersebut
mengandung mikro algae : Coelosphacrium sp (1,6 x 103), Lyngbya (2,35 x 103)
dan Sprirulina sp (2,25 x 103).


2. PENGENDAPAN AIR.;
Air yang masuk di endapkan selama 3-5 hari, selanjutnya
bagian atas endapkan air dibuang/diturunkan mencapai 5 – 10 cm dari
permukaan lumpur. Lumpur diratakan dengan sorok/kayu untuk selanjutnya
dibiarkan selama beberapa hari. Proses ini di ulangi 2 – 3 kali hingga lumpur
halus yang ada di kolam cukup banyak

3. PENEBARAN BENIH.;
Tebar bibit cacing indukan sebanyak 10 gelas (2-3 liter),
kemudian diairi dengan ketinggian 5-7 cm.

4. PERAWATAN.;
Selama masa pemeliharaan cacing, air di usahakan tetap
mengalir kecil dengan ketinggian air pada 5-10 cm. Setelah 10 hari biasanya bibit
cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan lumpur dalam
kolam. Ulangi lagi proses penambahan air buangan panen ikan lele ke dalam
kolam budidaya cacing sutra maka setelah 2-3 bulan cacing mulai dapat dipanen.

PANEN
Cacing akan tumbuh setelah 2 minggu biang cacing sutera ditebar atau > 2
bulan apabila tanpa penebaran biang cacing sutera. Panen pertama dapat dilakukan
setelah cacing berumur > 75 hari. Untuk selanjutnya dapat dipanen setiap 15 hari. Ciri kolam budidaya cacing yang siap untuk di panen adalah apabila lumpur sebagai
media pemeliharaan terasa kental bila dipegang.
Panen cacing sutera dilakukan pada pagi/sore hari dengan cara menaikkan
ketinggian air sampai 50-60 cm agar cacing naik sehingga mudah dipanen. Cacing
dan lumpur di keruk/aduk dengan caduk/garu dimasukkan dalam baskom kemudian
dicuci dalam saringan. Cacing yang terangkat masih bercampur lumpur, selanjutnya
dimasukkan dalam ember/bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang 1(satu)
cm diatas media lumpur. Ember ditutup agar bagian dalam menjadi gelap dan
dibiarkan selama 1 – 2 jam. Cacing akan bergerombol diatas media dan dapat diambil
dengan tangan untuk dipisahkan dari media/lumpur. Cacing tersebut dimasukkan
dalam bak pemberokan selama 10-12 jam. Cacing siap di berikan kepada benih ikan
ataupun dijual.

Tubifex
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Annelida
Class: Clitellata
Order: Oligochaeta
Family: Naididae
Subfamily: Tubificinae
Genus: Tubifex
(Lamarck, 1816)


Minggu, 05 Februari 2012

SPOTTED HEADSTANDER


Spotted Headstander (Chilodus punctatus) Ikan ini dinamakan ikan headstander karena kepalanya selalu kebawah. Ikan headstander termasuk kedalam famili alestidae. Tubuhnya dipenuhi bercak-bercak berwarna coklat. Panjang tubuh mencapai 3,5 cm. Perbedaan morfologi antara jantan dan betina sukar terlihat karena tidak ada beda ciri morfologisnya. Sedikit perbedaan yang ada terletak pada tubuh betina yang tampak lebih gendut pada saat matang gonad. Ikan ini mulai matang gonad pada umur 4 bulan.  


Pemijahan Pemijahan ikan headstander dilakukan di dalam aquarium yang diberi aerasi. Pemijahan berlangsung secara massal dan terus-menerus dengan jumlah jantan sebanyak dua ekor dan betina tiga ekor setiap akuarium. Kedalam akuarium pemijahan dimasukkan serabut tali rafia yang diikatkan dengan pemberat dan diletakkkan di dasar akuarium sebagai media peletakan telur. Apabila dalam selang waktu dua minggu tidak ada induk yang memijah, maka induk dipisahkan selama kurang lebih 1 minggu untuk pematangan gonad. Pengontrolan telur dilakukan sampai lima kali dalam sehari karena telur tidak dikeluarkan sekaligus. Pengambilan telur dilakukan dengan cara menyiphonnya. Sisa-sisa telur tersebut dimasukkan kedalam akuarium penetasan. Penyiponan sisa makanan dan kotoran dilakukan setiap hari dan penggantian air sebanyak 30% dua hari sekali. Makanan untuk induk diberikan berupa cacing rambut, dan chu merah segar atau beku.  

Penetasan Telur Akuarium penetasan yang digunakan berukuran 30x30x20 cm. Sebelum digunakan, akuarium tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Air yang digunakan untuk penetasan telur sudah disiapkan dua hari sebelum dipasang. Untuk mencegah serangan jamur, kedalam akuarium penetasan ditambahkan Methylene Blue sebanyak 1 mg/l air. Bila ruangan terlalu terang, wadah penetasan ditutupi dengan plastik hitam untuk mengurangi intensitas cahaya. Inkubasi telur dilakukan selam 4-5 hari.

Pendederan dan Pembesaran Sehari setelah menetas, larva dipindahkan ke akuarium pendederan berukuran cm yang diisi air setinggi 25 cm. Setelah larva berumur 3 hari, diberi pakan berupa naupli Artemia dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari. Penyiponan sisa-sisa makanan dan kotoran dilakukan setiap hari.

Pergantian air sebanyak 20-30% dilakukan setelah ikan berumur 10 hari. Setelah berumur 1 bulan, dilakukan penjarangan ikan dengan kepadatan setiap akuarium sekitar 100 ekor. Diusahakan didalam akuarium ikannya berukuran seragam. Apabila benih sudah mencapai ukuran 1 inchi, makanan yang diberikan berupa kutu air dan cacing rambut. Pergantian air dilakukan sebanyak 20-30% setiap hari. Kegiatan pembesaran dilakukan di bak beton atau tangki fiber volume 1 m3. Di dalam setiap bak diisi ikan sebanyak 500-1000 ekor. Pakan yang diberikan berupa kutu air dan cacing rambut. Pergantian air tetap dilakukan setiap hari sebanyak 20-30%. Biasanya ikan headstander akan di jual setelah berumur 4 bulan.

Rabu, 01 Februari 2012

TERRARIUM

Terrarium, mungkin tidak banyak orang yang mengetahui apa itu terrarium atau juga biasa disebut vivarium. pengertian dari terrarium itu sendiri adalah sebuah wadah/tempat yang didesain sedemikian rupa untuk menciptakan suatu ekosistem kecil dari tumbuh- tumbuhan maupun binatang. Umumnya, wadah terrarium terbuat dari material gelas kaca sehingga dapat dinikmati dari sisi estetikanya. Sehingga, tidak sedikit para penggiat tanaman hias juga memiliki hobi dalam membuat terrarium karena memang bentuk dan tampilannya yang menarik.
Teardrop Terrarium.
Jug Terrarium
Box Terrarium
Moss terrariums
Mason Jar Terrarium
Necklace Terratium Seperti disebutkan diatas, maksud utama dari terrarium itu sendiri adalah menciptakan replika atau miniatur ekosistem dari tumbuh-tumbuhan maupun binatang. Sehingga, media-media pendukung ekosistem tersebut pun dibutuhkan untuk menciptakan terrarium yang baik. Antara lain adalah tanah, pasir, maupun batu- batuan. Dapat disimpulkan bahwa terrarium adalah biosfer buatan yang alami karena membentuk suatu fungsi biologis didalamnya. Terrarium sendiri memiliki banyak ragam dan bentuk yang biasanya tergantung dari si pembuat terrarium itu sendiri. Baik membuat simulasi ekosistem gurun, hutan tropis, padang pasir dan ekosistem lainnya. Tanaman yang digunakan pun berbagai macam, dari jamur, lumut-lumutan, rumput, kaktus,sansiviera, dan lain-lain. Begitu pula bagi para penggiat terrarium yang tertarik memasukan binatang ke dalamnya. Katak, serangga, kura-kura kecil dan bahkan ular. Jadi,buat kamu yang memiliki hobi bercocok tanam atau hanya sekedar mencoba,langsung saja ambil peralatan yang dibutuhkan, dan mulai membuat terrarium yang sesuai dengan selera kita! di aquarama dan kontes ikan hias juga sudah diperkenalkan berbagai tipe terrarium syntetic atau natural (aquascape). Konsep yang tak jauh berbeda dengan aquascape/miniscape membuat kesan alam tak terbantahkan sebagai miniatur object refleksi

Facebook Fans Page

Exit Jangan Lupa Like Ya