Translate

IFFC mengundang anda bergabung dan ikut serta dalam pengembangan dari site ini, dalam prosesnya banyak kemungkinan yang bisa terjadi. hal ini tak terlepas dari kunjungan, komentar dan saran dari anda semua yang sangat kami harapkan. dengan kerja keras diharapkan nantinya akan menjadi salah satu site terlengkap yang menghadirkan berbagai artikel, kiat-kiat, saran dan info terkini mengenai frehwater fish.

Saya mengapresiasi kunjungan anda dan sangat menghargai junker yang selalu meninggalkan jejak bukan seorang silent rider yang cuman jadi tukang intip. Hargailah hasil karya blogger dalam pengadaan thread dengan meninggalkan jejak walau hanya beberapa patah kata.

klik sharing --> mempromosikan site
klik fans page --> berlangganan kiriman via FB
klik
join this site --> terkait dengan IFFC

Senin, 31 Oktober 2011

GARAM IKAN



Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut.

Fungsi Garam
Ikan , dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.

Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.

Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.

Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.

Beberapa Keunggulan Garam Ikan
Pemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga aman bagi manusia.
Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu menyeimbangkan kembali proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya.
Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari.
Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.


Dosis dan Cara Pemberian
Garam sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.

Beberapa dosis penggunaan garam adalah:

Sebagai profilaktik:
Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.

Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri
Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan.

Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.

Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.
Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.

Untuk melepaskan lintah pada ikan
Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.

Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).
Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.

Perhitungan
Untuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm saja, maka volume airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama dengan 200 kg.
Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x 200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu bahwa ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.

Sabtu, 29 Oktober 2011

LUMBA LUMBA BAIJI

 
Baiji (Hanzi; Pinyin: báijìtún) (Lipotes vexillifer, Lipotes berarti “tertinggal di belakang”, vexillifer “pembawa bendera”) adalah lumba-lumba air tawar yang hanya dapat ditemui di sungai Yangtze, Tiongkok. Lumba-lumba ini disebut “Dewi Yangtze” (Hanzi sederhana ; Hanzi tradisional; Pinyin: Cháng Jiāng nǚshén) di Tiongkok, selain itu, lumba-lumba ini juga disebut Lumba-lumba sungai Tiongkok, Lumba-lumba sungai Yangtze, Beiji, Lumba-lumba sirip putih dan Lumba-lumba Yangtze. Daftar merah IUCN tahun 2007 mengklasifikasi Baiji sebagai spesies kritis, dan kemungkinan spesies ini telah punah. Populasi Baiji menurun dengan drastis pada beberapa dekade karena industrialisasi Tiongkok dan penggunaan sungai untuk memancing, transportasi dan hidrolistrik.

Penglihatan Baiji terakhir dikonfirmasi tahun 2004, dengan penglihatan yang tidak dapat dikonfirmasi pada Agustus 2007. Usaha dilakukan untuk menyelamatkan spesies ini, tetapi ekspedisi lumba-lumba air tawar Yangtze 2006 gagal untuk menemukan Baiji di sungai ini. Organisator menyatakan Baiji “punah secara fungsional”, yang akan membuatnya sebagal spesies mamalia air pertama yang punah sejak kepunahan singa laut Jepang dan anjing laut biarawan Karibia tahun 1950-an. Kepunahannya juga akan menjadi kepunahan pertama spesies cetacean.
Pada bulan November dan Desember lalu, sejumlah ilmuwan menyusuri Sungai Yangtze dengan dua kapal riset, lengkap dengan alat monitor visual maupun audio. Mereka mencari lumba-lumba air tawar, yang disebut Baiji. Dalam penelitian sebelumnya di tahun 1997, para peneliti memperkirakan populasi lumba-lumba ini tinggal 13 ekor saja. Namun menurut sebuah survei terbaru -berdasarkan temuan resmi yang sudah dipublikasikan- para peneliti tidak menemukan satu ekor Baiji pun. Laporan terakhir menyimpulkan, lumba-lumba itu telah punah. Bila terbukti, ini bakal menjadi isu punahnya spesies mamalia laut yang pertama di dunia, selama lebih dari 50 tahun. Elise Potaka melaporkan soal temuan itu dan akan laporannya akan dibawakan oleh Sri Lestari. Pria ini sedang menceritakan kisah kuno. Dia mengatakan, di masa lalu, seorang laki-laki jatuh cinta pada perempuan cantik di pinggiran Sungai Yangtze. laki-laki itu segera menyadari, kalau sang perempuan punya kebiasaan aneh. Tak lama setelah itu dia menemukan, perempuan itu sebenarnya adalah seekor lumba-lumba Baiji, yang berubah wujud menjadi manusia.

 Cerita itu, hanyalah salah satu dari sejumlah kisah dongeng Cina lainnya, yang terkait dengan lumba-lumba Baiji. Menurut para nelayan di Sungai Yangtze, lumba-lumba adalah dewi sungai itu. Namun hampir 50 tahun, Baiji terancam punah. Yu Xiao Yang adalah pembuat forum online, yang didedikasikan untuk lumba-lumba itu. “Ada 100 anggota yang terdaftar dalam forum ini dan mereka semua tahu,kalau upaya perlindungan Baiji tidak ditingkatkan, mereka bakal punah.” Forum itu dibuat, setelah baiji terakhir yang bernama Qi Qi, mati dalam penangkaran, tahun 2002 silam. Kini, sudah lebih dari tiga tahun, sejak warga melihat seekor lumba-lumba Baiji dalam habitatnya. Akibatnya, sejumlah ilmuwan meminta status lumba-lumba itu ditingkatkan dari status sangat teranacam punah menjadi punah. Berarti, meski beberapa ekor Baiji masih tersisa, populasi ini sudah tidak kelihatan lagi. Namun, para pemerhati perlindungan satwa, masih punya secercah harapan. Seperti yang dijelaskan Dermot O’Gorman dari WWF di Cina. “Kami pikir masih terlalu dini untuk menyatakan lumba-lumba Baiji sudah punah. Itu karena dua alasan. Meski mereka melakukan survei yang komprehensif, ada sejumlah anak sungai yang tidak dilewati. Dan berdasarkan kategori yang ditentukan organisasi konservasi alam internasional IUCN, sebuah spesies dinyatakan punah kalau sudah tidak terlihat selama 50 tahun.“ Masyarakat Cina sudah tahu soal status lumba-lumba Baiji. Dalam kebudayaan Cina, lumba-lumba disebut sebagai dewi sungai. Namun pada akhir tahun 1950-an ketika Mao Ze Dung mencanangkan program “Lompatan Jauh Ke Depan, status itu dihapus. Sehingga lumba-lumba diburu untuk daging dan kulitnya. Sadar bahwa jumlah mereka turun drastis, pemerintah Cina menyatatakan Baiji, sebagai aset nasional. Dan penangkapan atau pemburuan baiji tetap tergolong ilegal. Tapi kini, lumba-lumba menghadapi ancaman lainnya, yang sebagian besar muncul dari dampak proses industrialisasi besar-besaran, di sepanjang Sungai Yangtze. “Salah satunya adalah polusi di sungai. Menurut saya, sungai semakin rusak akibat polusi yang terjadi sepanjang dekade lalu. Yang kedua, lalu lintas sungai yang terus meningkat. Banyak kapal barang, lalu lalang di sepanjang Sungai Yangtze. Jadi tidak hanya mengganggu pemancingan dan migrasi lumba-lumba tapi juga langsung menyakiti mereka dengan baling-baling kapal dan sejenisnya. Di sungai itu juga ada bendungan hidolistrik yang terbesar di dunia, yang disebut ‘Three Gorges’. Bendungan ini, dengan bendungan kecil lainnya, berdampak pada tempat perkembangbiakkan Baiji dan habitatnya.

Seperti yang dijelaskan oleh Yu Xiao Yang dari situs Baiji.com. “Bendungan berdampak ke jumlah ikan dan juga makanan Baiji. Selain itu bisa mengganggu perkembangbiakkan mereka.” Beberapa tahun belakangan, pemerintah Cina bukan saja semakin dihadapkan pada nasib Baiji, tetapi juga keadaan Sungai Yangtze itu sendiri. Awal tahun ini, sejumlah peneliti Cina menggambarkan sungai itu, sudah parah, bagiakan sakit kanker. Alhasil pemerintah berupaya mengatasinya, dengan membuat sejumlah kebijakan pembersihan sungai. Namun Dermot O’Gorman dari WWF mengatakan, masih banyak yang harus di lakukan pada tingkat akar rumput. “Menurut saya, yang harus dilakukan untuk melindungi lumba-lumba Baiji atau lumba-lumba yang tidak bersirip, adalah tindakan konservasi yang lebih kuat lagi di tingkat pemerintah provinsi.” Meski sejumlah kelompok pelestarian di tingkat lokal, sedang berupaya keras Yu Xiao Yang yakin bahwa upaya mereka terbatas karena pendanaan atau birokrasi. Dia percaya, pemerintah pusat harus lebih banyak bertindak.

 “Pengaruh pemerintah Cina sangat kuat, sementara organisasi sipil hanya punya pengaruh kecil. Jadi pemerintah harus lebih memperhatikan hal ini.” Yu Xiao Yang mengatakan nasib lumba-lumba Baiji, dan perjuangan untuk melestarikannya, lebih dari sekadar melindungi satu spesies saja. Ini merupakan tanda perjuangan Cina, untuk menyeimbangkan pembangunannya dengan perlindungan lingkungan. “Kalau akhirnya lumba-lumba punah, itu juga suatu tanda. Kalau pembangunan ekonomi dan industrialisasi mengalahkan upaya perlindungan. Dan hewan lainnya bisa jadi akan mengalami nasib yang sama.” Para pemerhati perlindungan alam khawatir, lumba-lumba yang tak bersirip yang hidup di Sungai Yangtze, juga akan terancam punah, seperti lumba-lumba baiji.

Jumat, 21 Oktober 2011

9 MONSTER SUNGAI YANG MASIH ADA SAMPAI DETIK INI

IKAN adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia, hidup di air dan bernapas dengan insang. Berikut beberapa ikan yang menyeramkan tersebut: 1. African Lungfish Makhluk sungai yang cukup aneh menurut saya. Bagi orang yang belum pernah melihatnya, pasti akan mengira makhluk ini sebagai monster karena bentuknya yang menyeramkan. Namun, meskipun bentuknya mengerikan, hewan ini sama sekali tidak berbahaya. Ikan ini beradaptasi dengan lingkungannya yang kurang oksigen, sehingga membuat ikan ini jarang terlihat oleh manusia.
2. Goliath Tigerfish Mendengar namanya saja, kita sudah tahu jika makhluk ini bukan makhluk sembarangan. Dengan panjang mencapai 1,5 meter lebih dan gigi yang tajam, tentu banyak orang yang takut dengan tampang seram ikan ini. Goliath Tigerfish merupakan varian terbesar dalam keluarga Tigerfish, dan merupakan predator yang hebat. Ikan ini terkenal akan kekuatan dan kecepatannya.
3. Vampire Piranha Piranha Vampir merupakan kerabat dekat dari ikan piranha yang terkenal dari sungai Amazon. Ikan ini dinamakan vampir piranha karena gigi taringnya yang dapat mencapai 6 inci. Ikan piranha yang jarang diketahui ini hidup di sungai Orinoco, Venezuela.
4. Mekong Giant Catfish Pasti sebagian besar pembaca sudah mengetahui ikan yang satu ini. Ikan yang hampir mirip dengan hiu paus ini merupakan ikan air tawar terbesar yang pernah ditemukan dan berasal dari China. Ukuran terbesarnya lebih mendekati paus ketimbang ikan air tawar pada umumnya.
5. Bagarius Yarelli Dikenal juga sebagai “Yeti dari sungai” atau Ikan lele pemakan daging. Ikan ini mempunyai gigi – gigi tajam dengan panjang mencapai 1 inci. Bahkan, ikan yang habitatnya tersebar di beberapa negara di Asia ini dikatakan suka memakan daging manusia, walaupun masih sebatas rumor.
6. Alligator Gar Makhluk sungai yang satu ini tampak seperti perpaduan antara alligator dengan ikan. Hewan yang hidup di Amerika Utara ini jarang berburu mangsa, namun menunggu mangsa yang lewat di depan mulutnya, kemudian ia menerkamnya dengan kecepatan yang luar biasa.
7. Pirarucu Sekilas Pirarucu mirip sekali dengan ikan arwana yang terkenal di Indonesia, ikan ini pun memiliki kesamaan dengan ikan arwana, yaitu sama – sama suka melompat ke udara untuk berburu maupun menghirup udara. Ikan ini sejatinya tidak berbahaya, namun jika merasa terancam, ia akan menggunakan kepalanya untuk senjata pertahanan diri.
8. Chinese Paddle Fish Ikan yang berasal dari China ini memang unik. Banyak orang yang mengatakan jika ikan ini adalah ikan dengan wajah terburuk di dunia. Meskipun mendapat julukan sebagai Raja Sungai Yangtze, namun ikan ini diduga telah punah.
9. Piraiba Catfish Ikan yang panjangnya bisa mencapai 3 meter dengan berat 272 kg ini membuat takut sebagian besar pemancing. Ikan ini terkenal akan kekuatannya, bahkan ikan ini dikatakan mampu membuat seorang manusia tenggelam karena kekuatannya. Banyak rumor yang beredar jika penyebab pemancing – pemancing yang hilang ketika memancing di sungai adalah karena diseret oleh ikan ini kedalam sungai hingga tenggelam.
Well, ternyata sungai pun tidak kalah dengan lautan, banyak makhluk – makhluk unik hidup disini. Walaupun bentuk – fisik mereka terbilang unik dan aneh, namun tidak bisa dipungkiri lagi jika bumi masih menyimpan banyak potensi yang belum ditemukan olah manusia.

Sabtu, 08 Oktober 2011

IKAN SUMATRA BARB


Ikan Sumatra


Ikan sumatra (Puntius tetrazona) adalah sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Nama tersebut adalah nama perdagangannya sebagai ikan hias. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dikenal sebagai sumatra barb atau tiger barb.

PemerianIkan yang berukuran kecil, dengan panjang total (beserta ekor) mencapai 70mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan empat pita tegak berwarna gelap; pita yang pertama melewati mata dan yang terakhir pada pangkal ekor. Gurat sisi tak sempurna, 22-25 buah dengan hanya 8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar setengah kali panjang standar (tanpa ekor).

Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan. Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam, namun warna hitam pada sirip punggung dibatasi oleh garis merah. Jenis yang diperdagangkan, selain yang berwarna kekuningan, ada pula individu yang kemerahan, kehijauan dan albino. Jenis yang berwarna kehijauan, yang sebetulnya adalah gejala melanisme pada ikan sumatra, dan yang berwarna albino merupakan hasil dari pembiakan selektif dalam penangkaran untuk meningkatkan nilai jual ikan ini.

Habitat dan penyebaran

Ikan sumatra secara alami menyebar di Semenanjung Malaya (termasuk di wilayah Thailand), Sumatra dan Kalimantan. Di samping itu, ada pula laporan-laporan temuan dari wilayah lain di Asia Tenggara yang sukar dikonfirmasi, apakah ikan-ikan tersebut memang asli setempat atau ikan lepasan yang telah beradaptasi.
Ikan ini sering didapati pada sungai-sungai dangkal berarus sedang, yang jernih atau keruh. Ikan sumatra menyukai pH antara 6.0–8.0, kesadahan air antara 5–19 dGH, dan kisaran temperatur air antara 20–26 °C. Ikan sumatra juga didapati di rawa-rawa, yang mengindikasikan bahwa ikan ini memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan kualitas air. Rata-rata lama hidup ikan sumatra adalah sekitar 6 tahun.

Manfaat

Ikan sumatra merupakan salah satu ikan akuarium yang memiliki nilai komersial cukup tinggi. Menurut catatan impor ikan hias Amerika Serikat di tahun 1992, ikan ini menduduki peringkat ke-10 dengan jumlah individu yang diimpor pada tahun itu sebanyak 2,6 juta ekor.

Pemeliharaan di akuarium

Ikan sumatra senang berenang bergerombol. Bila dipelihara dalam jumlah kecil, kurang dari 5 ekor, ikan ini dapat menjadi agresif dan mengganggu ikan-ikan yang lain. Ikan-ikan yang lemah dan kurang gesit dapat menjadi sangat menderita akibat gigitan ikan sumatra yang dominan, yang terutama akan menyerang sirip-siripnya. Dalam kelompok yang besar, agresivitas ikan ini dapat terkendalikan.


Tangkas dan berenang cepat, ikan sumatra dapat dipelihara bercampur dengan ikan-ikan yang sama gesitnya seperti ikan-ikan platis, kerabat lele, atau kerabat ikan macan (Chromobotia macracanthus). Sebaiknya akuarium diisi pula dengan tumbuh-tumbuhan air sebagai tempatnya bermain-main. Ikan sumatra bersifat omnivora, dapat diberi makanan kering (buatan) atau mangsa hidup seperti cacing, kutu air atau jentik-jentik nyamuk.

Ikan ini dapat dibiakkan di dalam akuarium. Ikan sumatra betina mengeluarkan antara 150–200 butir sekali bertelur, yang disebarkan di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur akan menetas setelah 24 jam, dan anak-anak ikan mulai terlihat aktif setelah 3 hari. Sebagai pakan anak ikan pada minggu-minggu pertama dapat digunakan udang renik.

Jenis yang berkerabat

Status taksonomi jenis ini belum mantap dan masih panjang perdebatan mengenainya. Pada 1855 Pieter Bleeker, ahli ikan bangsa Jerman yang bekerja di Hindia Belanda ketika itu, pertama kali mendeskripsi jenis ini dengan nama Capoëta tetrazona. Akan tetapi pada 1857, Bleeker menggunakan lagi nama-spesifik (specific epithet) yang sama untuk menamai jenis yang lain, yang berkerabat namun tidak begitu mirip, yakni dengan Barbus tetrazona (kini ikan ini dikenal sebagai Puntius rhomboocellatus). Sementara itu, untuk menambah keruwetan, pada 1860 Bleeker mengubah nama-spesifik ikan sumatra menjadi Systomus (Capoëta) sumatranus. Baru pada akhir 1930an kekeliruan ini diperbaiki dan nama Barbus tetrazona dikembalikan bagi ikan sumatra.

Jenis lain yang serupa adalah Puntius anchisporus, dengan pola pewarnaan yang amat mirip dengan ikan sumatra. Perbedaannya, P. anchisporus memiliki gurat sisi yang sempurna dan batang ekornya dikelilingi oleh 14 sisik.


Ikan ini dapat dibiakkan di dalam akuarium. Ikan sumatra betina mengeluarkan antara 150–200 butir sekali bertelur, yang disebarkan di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur akan menetas setelah 24 jam, dan anak-anak ikan mulai terlihat aktif setelah 3 hari. Sebagai pakan anak ikan pada minggu-minggu pertama dapat digunakan udang renik atau kuning telur yang telah diencerkan dengan air.

Harga
Harga jual ikan sumatra biasa di pasaran cukup terjangkau berkisar Rp. 2.500-Rp. 5.000. Untuk varian albino dan hijau harganya biasanya lebih mahal dari sumatra biasa, tetapi masih terjangkau untuk para hobies. Untuk harga grosir ikan sumatra biasa isi 1 kantong isi 20-30 ekor sekitar Rp. 20.000-Rp. 25.000.-

Anda berminat memelihara ikan kecil nan lincah ini? Perawatannya tidak rumit. Menikmati aktifitas berenang ikan kecil ini yang tidak pernah lelah menjelajahi seluruh area akuarium secara berkelompok sungguh suatu pemandangan yang sangat menyenangkan apalagi saat anda memberikan pakan, ikan ini akan dengan cepat menyambar pakan yang ada di permukaan air. 

Sabtu, 01 Oktober 2011

GLASSFISH


Berasal dari daerah air payau dari India hingga Malaysia. Tubuhnya berbentuk oval dengan dahi yang sedikit menonjol. Memiliki sirip yang transparan. Ikan ini memiliki tubuh yang transparan atau bening sehingga dijuluki Glassfish atau ikan kaca.Ikan ini adalah ikan yang menarik namun ikan ini adalah ikan berumur pendek yang biasanya hidup tak lebih dari 2-3 tahun. Hanya dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 6 cm.


Untuk memeliharanya, ikan ini dapat diberi pakan yang hidup seperti cacing darah, tubifex atau cacing beku. Karena ikan ini hidup di daerah air payau maka tambahkanlah sedikit garam ke dalam air.Tangki (Akuarium) minimal berukuran 50 cm minimal berkapasitas 38 liter. Akuarium harus didekorasi dengan warna yang gelap serta perlu diberi tanaman air dan juga tempat persembunyian seperti gua kecil. Kondisi air:pH 7-7,5 temperatur air 20-26° C. Tambahkan garam sekitar 1-1,5 % dari volume akuarium karena ikan ini adalah ikan air payau.


Sebenarnya ikan ini dapat hidup di air tawar,namun ikan ini dapat menjadi rentan terhadap jamur.Ikan ini juga lebih baik jika dipelihara secara berkelompok.Di luar negeri,ikan ini terkadang disuntik pewarna yang menjadikan tubuhnya berwarna-warni namun itu menjadikannya lebih rentan terhadap serangan jamur.Glassfish adalah ikan yang penakut serta mudah gugup.Ikan jantan menjadi tertorial selama musim pemijahan.Terhadap ikan lainnya ikan ini termasuk ikan yang pedamai.Glassfish dapat dipelihara bersama ikan air payau atau ikan yang toleran terhadap kondisi air payau.

Facebook Fans Page

Exit Jangan Lupa Like Ya